DEPOK, iNewsDepok.id – Anthony Joshua mengalami transformasi negatif dari awalnya petinju gahar menjadi petinju lembak. Karir Joshua pun meredup.
Anthony Joshua awalnya benar-benar menjanjikan akan menjadi legenda kelas Berat tinju dunia. Postur dan bentuk tubuh sempurna dengan teknik yang lengkap.
Tinggi tubuh Joshua nyaris 2 meter (198 cm). Bentuk fisiknya juga sempurna, dada berotot, dan perut sixpact.
Rasio Menang KO 100 Persen
Hingga 27 April 2017 rekornya sungguh mengerikan, 19-0. Semua duel dimenangkan dengan KO.
Anthony Joshua pun menjadi petinju paling moncer di kelas Berat. Ia menjadi juara WBA Super dan IBF.
Gelar yang belum dia dapatkan adalah gelar WBC yang kala itu masih di pinggang Deontey Wilder dan WBO digenggaman Joseph Parker.
Rekor mengerikan Anthony Joshua dengan rasio menang KO 100 persen membuat Deontey Wilder bergidik ngeri. Wilder dengan berbagai alasan menjadikan negosiasi selalu buntu.
Tak hanya sekadar angka, rasio KO dalam perjalanan meraih 3 sabuk utama kelas berat pun bukan main-main. Anthony Joshua mendapatkan dari petinju-petinju hebat.
Wilder pantas takut. Joshua sedari di amatir sudah menjadi yang terbaik. Ia adalah peraih emas Olimpiade. Sementara Wilder hanya peraih perunggu.
Cap Joshua sebagai petinju beringas tertancap saat menyiksa Dillian White, kompetitor sesama Inggris dalam duel 12 Desember 2015. Dillian White dibantai hingga pingsan di ronde 7.
BACA JUGA:
Anthony Joshua Masih Anak Mami, Hanya Menang Angka atas Jermaine Franklin
Selanjutnya keberingasan Joshua semakin terlihat saat meraih gelar IBF dengan memukul KO Charles Martin hanya dalam waktu 2 ronde saja. Pertarungan digelar di London pada 9 April 2016.
Kehebatan Anthony Joshua sebagai petinju beringas semakin diakui dunia saat meraih kemenangan spektakuler atas Vladimir Klitschko pada 29 April 2017.
Vladimir Klitscho sebelumnya adalah monster kelas Berat. Ia sempat begitu dominan dengan menguasai sabuk WBA Super, IBF, WBO dan The Ring.
Duel Joshua vs Klitschko berlangsung di Stadion Wembley yang disaksikan langsung lebih dari 90 ribu penonton.
Pertarungan Joshua-Klistchko benar-benar spektakuler. Kedua petinju sempat sama-sama jatuh terpukul KO.
Joshua kemudian menjadi hero setelah bangkit dan mengamuk untuk memukul KO Klitschko pada ronde 11.
BACA JUGA:
Usai Jalani Puasa Ramadan, Beterbiev Inginkan Duel dengan Bivol di Bulan Juni 2023
Kemenangan atas Klistchko juga sekaligus membuat Joshua merebut gelar WBA Super yang lowong.
Dengan demikian Joshua menggenggam 2 sabuk juara yaitu IBF dan WBA Super.
Dunia mengelu-elukan Joshua sebagai petinju terbaik dunia kelas Berat. Fisik sempurna, teknik lengkap dan mental hebat.
Joshua kemudian meraih 3 sabuk kelas Berat setelah mengalahkan Joseph Parker. Sabuk WBO pun menjadi bukti keperkasaan Anthony Joshua.
BACA JUGA:
2 Juara Dunia Tinju Jalani Puasa Ramadan, Rehat Duel di Bulan Maret April 2023
Dalam duel tersebut, Joseph Parker menjadi satu-satunya petinju yang berhasil selamat dari kekalahan KO. Anthony Joshua hanya menang angka mutlak.
Namun kebringasan Joshua kembali mencuat setelah memukul KO Alexander Povetkin di ronde 7 pada tanggal 22 September 2018.
Povetkin bukan petinju sembarangan sebelumnya. Ia belum pernah kalah KO. bahkan satu-satunya kekalahan diperoleh dari Vladimir Klitschko, itupun hanya kalah angka.
Povetkin di amatir juga bergelimang prestasi. Petinju asal Rusia tersebut merupakan peraih emas Olimpiade (Olimpiade Athena) dan Juara Dunia Kejuaraan Amatir 2003 di Bangkok Thailand.
BACA JUGA:
Pakai Celana Pink saat Tinju, 2 Petinju Top Dunia Ini Kalah Mutlak
Awal Kehancuran Anthony Joshua
Meskipun menggenggam 3 sabuk utama kelas Berat, nada-nada sumbang terhadap Joshua disuarakan banyak pihak. Joshua dicemooh sebagai jago kandang.
Cemoohan karena pertarungan besar Joshua selalu digelar di Inggris. Seorang petinju baru benar-benar diakui dunia jika menjadi jagoan saat berlaga di Amerika Serikat.
Menghadapi cemoohan itu, Joshua tertantang. Ia pun meladeni Jarrel Big Babby Miller di Madison Square Garden, Amerika Serikat.
Namun pertarungan dengan Jarrel Miller batal karena petinju Amerika Serikat berjuluk Big Babby alias Bayi Besar terbukti doping.
Sebagai lawan pengganti dipilihlah Andy Ruiz Jr. Rupanya pemilihan Andy Ruiz Jr adalah kesalahan besar.
BACA JUGA:
Dipermak Benavidez, Inilah Pertama Kalinya Caleb Plant Babak Belur Selama Karir Tinju
Hampir semua orang menganggap Andy Ruiz Jr akan mudah dikalahkan Joshua mengingat petinju Meksiko itu gendut. Waktu yang pendek juga diperkirakan akan membuat Ruiz Jr tak siap.
Namun orang tak melihat data-data Andy Ruiz Jr. Meski gendut, ia adalah petinju yang sangat terampil.
Petinju Meksiko itu juga tahan pukul. Sebelumnya Andy Ruiz hanya satu kali kalah angka lawan Joseph Parker.
Itupun sebenarnya Andy Ruiz tak kalah. Andy Ruiz dirampok dalam pertandingan di New Zealand.
BACA JUGA:
Jika Tak Berulah David Benavidez yang Rajai Menengah Super, Bukan Canelo Alvarez
Dan dunia tinju berguncang pada 1 Juni 2019. Pada awalnya dalam duel 1 Juni 2019, Joshua membuktikan kapasitasnya dengan merobohkan Andy Ruiz.
Namun sebagai petinju keturunan Meksiko tahan pukul, Ruiz Jr bangkit. Dia gantian memukul roboh Joshua berkali-kali. Wasit pun akhirnya menghentikan pertarungan di ronde 7.
Joshua dinyatakan kalah TKO. Maka 3 sabuk juara dunia berpindah tangan ke Meksiko. Ini menjadikan Andy Ruiz petinju keturunan Meksiko pertama yang menjadi juara dunia kelas Berat.
Mental Joshua Hancur
Setelah pertarungan dengan Andy Ruiz, mental Joshua hancur. Ia memang sempat menang angka atas Andy Ruiz dalam pertandingan ulangan yang membuatnya kembali menjadi juara dunia.
Namun karakter mental Joshua berubah dari petinju beringas menjadi petinju lembek, Joshua hanya menang angka atas Andy Ruiz.
Joshua lebih memilih bermain aman. Duel nya menjadi tak lagi semenarik sebelumnya.
BACA JUGA:
Kaki Kiri Leon Edwards Tetap Ampuh Pecundangi Kamaru Usman
Setelah sempat menang KO atas Kubrat Pulev, Anthony Joshua 2 kali dikalahkan oleh Oleksandr Usyk yang membuat gelarnya lenyap.
Lengkap sudah kehancuran Joshua. Ini karena Oleksandr Usyk sebelumnya diragukan mampu bertahan di kelas berat mengingat ia berasal dari kelas penjelajah.
Dalam pertarungan terbaru ini (2 April 2023), Joshua hanya menang angka atas Jermaine Franklin. Itupun duel berlangsung di London.
Joshua yang masih muda (33 tahun) berada di penghujung karirnya, dari seorang petinju beringas menjadi petinju lembek.
Editor : M Mahfud