Maka setelah Depok menjadi Kota Madya Tingkat II pada 1999, upaya menghidupkan kembali Kota Depok mulai gencar dilakukan. ”Kita gelisah karena Depok kaya seni budaya, tetapi bisa-bisanya dalam acara penyambutan tamu menggunakan tari Saman,” ujar Baba Dahlan.
Maka suara-suara untuk menghidupkan kembali budaya Depok terus mereka gelorakan. Sanggar-sanggar seni budaya Depok kembali bergairah.
“Kini acara-acara pemerintahan di Kota Depok selalu menggunakan seni budaya Depok seperti tari topeng, silat dan juga kulinernya,” jelas Baba Dahlan.
Tokoh budaya Depok mengaku bersyukur Pemkot Depok menyambut antusias langkah untuk menghidupkan kembali seni budaya Depok.
”Sekarang tiap Kamis, seluruh ASN di Kota Depok mengenakan baju pangsi untuk pria dan kebaya Encim untuk wanita,” kata Mpok Nina Suzana, Sekretaris Umum KOOD.
Menurut Mpok Nina, baju pangsi dan kebaya Encim memang dari dulu digunakan sebagai baju adat masyarakat betawi Depok.
Rumah Budaya Depok sendiri mulai dibangun pada tahun 2018 di lahan milik Baba Dahlan. ”Kita ingin anak cucu kita tahu rumah engkongnya dulu seperti apa, ya seperti ini,” ceplos Mpok Nina.
Tentu tak hanya itu, Rumah Budaya Depok digunakan sebagai tempat berkumpul untuk rapat dan pelatihan seni budaya Depok.
”Ada pelatihan pembuatan bir pletok dan kuliner Depok serta rutin juga jadi tempat pelatihan Tari Topeng dan seni budaya Depok lainnya,” tambah Mpok Nina yang merupakan putri Naming D Bothin, salah seorang tokoh Depok dan Ketua DPRD Kota Depok periode pertama.
Editor : M Mahfud