Rumah Pawirodaliyo dijadikan markas Belanda untuk menduduki Desa Bantar melalui dua arah yaitu sebagian dari mereka yang menyerang ke barat Kali Progo dengan merangkak pada jembatan kereta api yang telah dirusak para gerilyawan Pejuang Indonesia. Sedangkan sebagian lagi langsung melalui jembatan Bantar itu sendiri.
Jembatan yang strategis itu dijaga Belanda baik dari titik sebelah timur, yang mana ditempatkan 81 orang serdadu termasuk pemimpinnya, dan di sebelah barat ditempatkan 30 orang serdadu Belanda.
Persenjataan mereka serba lengkap, dapur umum ditempatkan sebelah timur jembatan dengan mengambil juru masak dari rakyat sekitar Desa Bantar.
Dengan mengambil juru masak dari rakyat ini jelas menguntungkan pihak pejuang karena juru masak mengerti secara jelas situasi markas Belanda setiap harinya.
Para pemuda sering menggunakan kesempatan menanyakan kepada juru masak tersebut dan saling memberikan informasi yang menguntungkan perjuangan seperti mengenai tempat penyimpanan persenjataan Belanda, rencana penyerangan yang akan dilakukan Belanda terhadap para pejuang, dan informasi lainnya yang membantu para pejuang. Informasi ini diberikan setelah juru masak itu pulang dari kerja.
Jembatan Bantar saat ini. Foto: iNews Depok/Tama
Editor : Mahfud