Lebih lanjut Sandiaga mengatakan, AKI yang dimulai pada 2021 atas inisiatif Kemenparekraf, dibentuk sebagai upaya akselerasi pemulihan ekonomi kreatif setelah dua tahun dihantam pandemi.
“Kondisi ekonomi berat sekali. Harga-harga naik, ekonomi sulit. Untuk itulah dibutuhkan akselerasi dengan bergandengan tangan dalam memulihkan ekonomi kreatif,” terangnya.
Program AKI membuahkan hasil positif, antara lain; berhasil membawa UMKM naik kelas.
“Pemerataan pendapatan dirasakan peserta AKI, omzet mereka naik 30-40%. Para peserta AKI 2021 bisa bertemu investor untuk akses permodalan, kolaborasi antar UMKM, dan pemangku kepentingan. Kita bisa membuka lapangan kerja dan temukan mentor terbaik. Kesuksesan itu hadir lagi di 16 kota/kabupaten dengan digelarnya AKI 2022,” beber Sandiaga.
Dengan AKI, sebut Sandiaga, pihaknya ingin mendorong subsektor kriya, fashion, musik hingga kuliner sebagai upaya penciptaan lapangan kerja.
“Diharapkan, AKI 2022 mampu ciptakan 1,1 juta lapangan kerja pada 2022. Dan di 2024 sebanyak 4,4 juta lapangan kerja bisa tercipta,” tuturnya.
Sandiaga menambahkan, pihaknya akan mendorong inovasi, kolaborasi, adaptasi, dan digitalisasi bagi pelaku UMKM.
“Kita ingin produk-produk UMKM onboarding ecommerce dan menjangkau lebih banyak konsumen, lebih banyak dibeli. Targetnya awal 2024 ada 30 juta UMKM yang mudah-mudahan bisa masuk ke ecommerce kita,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Sandiaga berbincang dengan Sisca Soewitomo (73 tahun) yang tetap aktif menciptakan resep di usia senja.
Ratu Boga Indonesia itu pernah berkuliah kedokteran sebelum memutuskan banting stir ke kuliner. Pilihannya tidak salah. Dunia kuliner telah membawa Sisca melanglang buana ke berbagai Negara.
“Saya masuk Akademi Pariwisata tujuannya untuk membantu ekonomi keluarga. Bisa belajar sambil momong anak,” ujar Sisca yang sudah menulis ratusan resep dan menerbitkan buku masakan.
Editor : Mahfud