JAKARTA, iNews Depok.id - Baru-baru ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan adanya praktik korupsi yang dilakukan jajarannya terkait impor jagung. Hal ini berawal saat tengah panen raya, Kementerian Pertanian (Kementan) justru mengimpor jagung hingga senilai Rp6 miliar.
“Ini menarik kami lagi produksi, kami lagi produksi jagung waktu itu, lagi peak season, panen puncak tiba-tiba impor masuk itu nilainya Rp6 trilliun," ujar Amran, dalam cuplikan wawancara video beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi ke jajarannya, Amran mendapat laporan dari pejabat di Kementan yang mengatakan impor jagung dilakukan karena adanya aturan yang dibuat sebelumnya. Padahal impor jagung di tengah panen raya bisa mematikan hasil produksi petani karena harganya jadi sangat jatuh.
“Kami langsung cek di Surabaya waktu itu, kami ketemu Dirjen, kami tanya Pak Dirjen kenapa ada impor (dan dijawab) Pak biasanya memang begitu,” imbuh Amran.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyoroti pemecatan sejumlah pejabat di Kementan karena terlibat dalam kasus korupsi. Ia pun mendukung upaya bersih-bersih Mentan Amran, karena korupsi yang dibalut atas nama kebijakan itu sangat merugikan petani.
"Kami mendukung pengungkapan praktik korupsi berjamaah di Kementerian Pertanian. Kalau tidak diberantas, nasib petani dan sektor pangan kita dipertaruhkan," kata Daniel Johan, Kamis (12/12/2024).
Dalam kasus di atas, Amran mengalkulasi kerugian petani jagung Indonesia akibat impor yang dilakukan bisa mencapai hingga Rp40 Triliun. Saat itu juga Amran mengubah prosedur impor dan berusaha untuk bertemu dengan pihak terkait sendirian.
Berangkat tanpa ditemani siapa pun, Amran kemudian bertemu dengan mafia impor jagung. Ia sengaja pura-pura meminta ‘jatah’ hasil impor untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam praktik korupsi ini.
Editor : Mahfud