Dengan berkelakar, KH Achmad Chalwani menyatakan tukang adu ayam tersebut beruntung menemui Mbah Mad. Jika menemui orang lain, bisa jadi dimarahi karena belum salat tetapi sudah mau haji.
Tukang adu ayam akhirnya mendaftar haji berbekal restu Mbah Mad.
Saat manasik haji, tukang adu ayam sering diledek teman-temannya, bahwa hajinya nanti tak sah. Ini karena kedapatan tak pernah salat tiap memasuki waktu salat.
Tukang adu ayam tersebut dengan santai menjawab: ”Saya sudah diperbolehkan Mbah Mad untuk haji. Saya pinginnya haji, bukan salat.”
Saat sudah jadi jemaah haji di Madinah, tukang adu ayam dari Boyolali juga belum mau salat. Namun tiba-tiba setelah 2 hari, ia menangis tersedu-sedu.
Dia minta diajari teman-temannya untuk bisa salat. ”Sampai nangis tersedu-sedu, itulah karomahnya,” kata KH Achmad Chalwani.
Pulang haji, tukang adu ayam berubah total. Ia mengajak orang desa untuk bangun masjid. Separohnya dia yang biayai.
”Berarti orang yang bisa salat dulu kalah amalnya dari dia,” senyum KH Achmad Chalwani.
Editor : M Mahfud