Lulusan Akpol 2010 ini mengungkapkan dari hasil penyelidikan, remaja yang terlibat kejahatan sebagian besar kurang perhatian.
”Bisa akibat orang tuanya bercerai, anak yatim atau ekonomi sulit,” jelas Multazam.
Keadaan tersebut, membuat remaja ini tak punya pilihan. Mereka jadi mudah diajak untuk tawuran, balap liar dan akhirnya narkoba.
Para remaja sebagian berlanjut pada proses pengadilan, dan sebagian besar dibina. ”Kalau tidak dibina mereka akan terjun lagi pada kejahatan remaja karena tak punya pilihan,” tutur lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad 2009 ini.
Multazam Lisendra berpikir para remaja ini harus dilibatkan pada kegiatan beladiri yang banyak menguras energi. Berbekal hobinya di bidang tinju dan kickboxing, ia mendirikan Jagakarsa Fight Club pada Januari 2023.
Para remaja yang terlibat kejahatan ini diwajibkan berlatih beladiri dalam naungan Jagakarsa Fight Club yang berpusat di Markas Polsek Metro Jagakarsa. ”Saya juga ingin mengubah persepsi masyarakat, Polsek bukan tempat yang menyeramkan melainkan pusat pembinaan, tempat orang yang ingin berprestasi,” tambah Multazam mengenai keputusannya menyediakan tempat berlatih para remaja di Markas Polsek Jagakarsa.
Beragam olahraga beladiri antara lain tinju, kickboxing, taekwondo dan silat. ”Pelatihnya dari mantan atlet yang ingin membina para remaja. Mereka menjadi sukarelawan,” tutur Multazam.
Editor : Mahfud