JAKARTA, iNewsDepok.id - Polsek Metro Jagakarsa, Jakarta Selatan memiliki cara tersendiri untuk mencegah kejahatan remaja. Mereka menyelenggarakan Jagakarsa Boxing Open sebagai kelanjutan dari Jagakarsa Fight Club.
Jakagarsa Boxing Open adalah turnamen tinju amatir yang diikuti para remaja daerah. Turnamen berlangsung di Polsek Jagakarsa, Sabtu, 10 Juni 2023.
Turnamen berlangsung sangat meriah dan dibuka Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo.
Hadir Dirbinmas Polda Metro Jaya Kombes Pol Badya Wijaya dan para kalangan tinju nasional seperti Elyas Pical dan Hengky Silatang.
Kapolsek Metro Jagakarsa Kompol Multazam Lisendra. Foto: iNews Depok/Mada Mahfud
Turnamen berlangsung dari pukul 09.00-21.00 WIB. Terdapat 54 partai yang terdiri dari 24 partai pelajar dan 30 partai untuk member Jagakarsa Fight Club.
Turnamen tinju amatir di Polsek Jagakarsa memang ditujukan untuk mencegah kejahatan remaja. Hal tersebut terlihat dari 2 spanduk raksasa yang digantung di atas ring tinju.
Satu spanduk warna merah tertulis dengan huruf putih sangat besar: Stop Tawuran. Di sisi kiri spanduk tertulis: Polri Presisi untuk Negeri.
Satu spanduk lagi tertulis: Jagakarsa Boxing Open, Polri Presisi untuk Negeri.
Misi turnamen juga ditulis di sepanjang tali ring: Stop Tawuran, Stop Narkoba, Stop Balap Liar.
Kapolsek Metro Jagakarsa Kompol Multazam Lisendra menyatakan turnamen memang ditujukan untuk mencegah kejahatan yang dilakukan para remaja.
”Jagakarsa Boxing Open didahului Jagakarsa Fight Club. Ini dilandasi keprihatinan sering tertangkapnya remaja yang kedapatan membawa senjata tajam untuk tawuran, balap liar, dan terlibat penyalahgunaan narkoba,” kata Kompol Multazam Lisendra saat diwawancarai iNews Depok.
Lulusan Akpol 2010 ini mengungkapkan dari hasil penyelidikan, remaja yang terlibat kejahatan sebagian besar kurang perhatian.
”Bisa akibat orang tuanya bercerai, anak yatim atau ekonomi sulit,” jelas Multazam.
Keadaan tersebut, membuat remaja ini tak punya pilihan. Mereka jadi mudah diajak untuk tawuran, balap liar dan akhirnya narkoba.
Para remaja sebagian berlanjut pada proses pengadilan, dan sebagian besar dibina. ”Kalau tidak dibina mereka akan terjun lagi pada kejahatan remaja karena tak punya pilihan,” tutur lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad 2009 ini.
Multazam Lisendra berpikir para remaja ini harus dilibatkan pada kegiatan beladiri yang banyak menguras energi. Berbekal hobinya di bidang tinju dan kickboxing, ia mendirikan Jagakarsa Fight Club pada Januari 2023.
Para remaja yang terlibat kejahatan ini diwajibkan berlatih beladiri dalam naungan Jagakarsa Fight Club yang berpusat di Markas Polsek Metro Jagakarsa. ”Saya juga ingin mengubah persepsi masyarakat, Polsek bukan tempat yang menyeramkan melainkan pusat pembinaan, tempat orang yang ingin berprestasi,” tambah Multazam mengenai keputusannya menyediakan tempat berlatih para remaja di Markas Polsek Jagakarsa.
Beragam olahraga beladiri antara lain tinju, kickboxing, taekwondo dan silat. ”Pelatihnya dari mantan atlet yang ingin membina para remaja. Mereka menjadi sukarelawan,” tutur Multazam.
Kapolsek Jagakarsa ini yakin remaja yang berlatih beladiri akan memiliki pemikiran positif dan sportif. Mereka tak akan mau lagi terlibat kejahatan remaja seperti tawuran, balap liar, dan penyalahgunaan narkoba.
Seiring waktu, ratusan remaja yang berlatih di Polsek Jagakarsa ingin menimba pengalaman tanding dengan remaja dari daerah lain di Indonesia. ”Makanya kita adakan Jagakarsa Boxing Open,” cetus Multazam.
Kapolsek Jagakarsa ini menambahkan penyelenggaraan Jagakarsa Boxing Open dan Jagakarsa Fight Club juga didasar konsep Kapolda Metro Jaya. ”Saya selalu ingat dengan Bapak Kapolda Metro Jaya yang menyebutkan bahwa lebih mulia mencegah kejahatan meski mengungkap kejahatan juga sangat penting,” papar Multazam.
Turnamen Diikuti Remaja dari Jabodetabek
Turnamen tak hanya diikuti remaja dari Jagakarsa melainkan remaja dari Jabodetabek dan daerah lain seperti Semarang dan Bangka Belitung.
Rocky, 22 tahun, remaja asal Bogor menyatakan gembira ikut bertanding dalam turnamen tinju amatir yang diselenggarakan Polsek Metro Jagakarsa.
“Sehari-hari saya masih menganggur, ikut turnamen ini agar saya ada kegiatan yang bagus,” ujar Rocky.
Para remaja berpose di Polsek Metro Jagakarsa disela-sela turnamen tinju amatir Jagakarsa Boxing Open. Foto: iNews Depok/Mada Mahfud
Gabriel Capolista Setiadarma, usia 17 tahun, melontarkan pendapat serupa. Pemuda asal Tanjung Priuk ini menyibukkan diri pada olahraga tinju untuk menghindari ajakan teman-temannya yang kerap tawuran.
”Namanya saja anak muda, kalau tak ada aktivitas bisa tawuran,” kata Gabriel yang masih sekolah di SMA ini.
Makanya begitu ada turnamen yang diselenggarakan Polsek Jagakarsa, ia gembira bukan kepalang. ”Saya langsung daftar,” cetusnya.
Hal senada diungkapkan Nauval, 17 tahun, remaja asal BSD, Tangerang. Ia mengaku malas sekolah sehingga memilih berlatih tinju setiap hari di Blok M Jakarta Selatan.
"Saya ikut tinju supaya punya kebiasaan baik saja, bisa kepakai kalau dewasa,” kata Nauval yang turun bertanding di kelas 60 kg dalam turnamen tinju amatir di Polsek Metro Jagakarsa.
Satu lagi peserta yang memuji langkah Polsek Jagakarsa menyelenggarakan Jagakarsa Boxing Open adalah Fikri Ozo, mahasiswa umur 23 tahun dari Universitas Negeri Jakarta.
Ia mengaku olahraga tinju sangat bermanfaat untuk mencegah pikiran negatif seperti terlibat tawuran, balap liar dan penyalahgunaan narkoba.
”Lingkungan saya itu di Tanjung Priuk, sering ada tawuran dan balap liar. Saya menghindarinya dengan terus berlatih tinju,” kata Fikri Ozo.
Editor : Mahfud