JAKARTA, iNewsDepok.id - Dalam uji klinis yang dilakukan ahli terungkap bahwa obat kumur dan nasal spray efektif mengurangi gejala COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta.
Guru Besar Ilmu Penyakit Mulut, Universitas Trisakti, Prof Rahmi Amtha, mengungkapkan terutama gejala seperti demam, sakit tenggorok, batuk kering dan gangguan pernapasan.
Kelompok pasien yang mendapat pengobatan standar dari pemerintah disertai dengan Povidone-Iodine (PVP-I) dan Iota-Carrageenan (IO) mengalami pengurangan gejala subjektif klinis tersebut.
"Penggunaan obat ini lebih efektif dibandingkan kelompok pasien yang hanya mendapatkan obat standar dari pemerintah," ungkap Prof. Rahmi.
Uji Klinis Povidone-Iodine dan Iota-Carrageenan pada pasien COVID-19 di RSDC Wisma Atlet merupakan riset independen yang dilakukan oleh tim investigator lintas institusi edukasi dan kesehatan.
Hingga kini SARS-CoV-2 masih merajalela dan bahkan muncul varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan kenaikan kasus hampir mencapai 30.000.
Berdasarkan data, sebesar 41 persen, virus ini ditemukan melalui jalur udara, mampu bereplikasi dalam saliva sebanyak 3,3 juta per mili liter dan mulut beserta nasofaring menjadi jalur utama sumber transmisi virus.
"Uji klinis ini dilakukan dengan harapan dapat membuktikan manfaat PVP-I dan IO dalam mengurangi gejala klinis subjektif yang berhubungan dengan infeksi SARS-CoV-2," ungkap Prof. Rahmi.
Adapun pemilihan PVP-I berdasarkan bukti-bukti keunggulannya di antaranya, memiliki spektrum luas untuk melawan patogen oral termasuk bakteri, jamur, dan virus, terdapat banyak penelitian terkait manfaat PVP-I pada virus-virus lain seperti MERS, SARS-Cov, hingga Flu Burung.
Di samping itu, juga dapat menurunkan keparahan dan mempercepat penyembuhan pada kasus-kasus infeksi saluran respiratori atas seperti flu dan tonsilofaringitis, mampu membunuh 99,99 persen virus SARS CoV-2 dalam 30 detik, demikian berdasarkan studi in vitro oleh Duke-National University Singapore.
Penggunaan PVP-I dalam mulut dan hidung dengan konsentrat tertentu dinyatakan aman hingga pemakaian 5 bulan.
Sementara Iota-Carrageenan memiliki kemampuan untuk membungkus virus di saluran hidung sehingga mencegahnya untuk menuju mukosa mulut dan tidak berpenetrasi.
“Tidak berpenetrasi berarti tidak dapat bereplikasi dan tidak akan mampu menginfeksi. Dari berbagai penelitian juga menunjukkan dapat menurunkan gejala flu dengan mempercepat menjadi hanya 2 hari," kata Prof Rahmi.
Uji klinis ini menggunakan metode Single Blind Randomized dengan persetujuan dari semua subjek.
Sebagai informasi, adapun pasien yang direkrut adalah yang dirawat di RSDC periode September – Oktober 2020 sebanyak 89 pasien memenuhi kriteria studi dengan usia lebih dari 18 tahun dan durasi perawatan tidak lebih dari 3 minggu.
Subyek dibagi dalam dua kelompok, yakni:
Pertama, kelompok A yaitu 45 pasien yang menerima pengobatan standar dari pemerintah ditambah Betadine Mouthwash and Gargle dengan 1 persen PVP-I untuk digunakan enam kali sehari selama 14 hari dan Betadine Cold Defence Nasal Spray dengan Iota Carrageenan untuk digunakan 3 kali sehari selama 7 hari.
Kedua, kelompok B yaitu 44 pasien yang hanya menerima obat-obatan dari pemerintah.
Prof Rahmi mengungkapkan anosmia, batuk kering, batuk berdahak, demam dan sakit kepala adalah lima gejala yang paling sering dikeluhkan baik oleh pasien di Kelompok A ataupun B.
Setelah 8 hari terlihat perbandingan hasil signifikan di kelompok A dan B. Pada Kelompok A, gejala pada pasien mulai menurun pada hari ke-2 hingga ke-14 dengan tingkat penurunan sebesar 91,88 persen.
Sedangkan pada Kelompok B, gejala pada pasien menurun pada hari ke-8 sebesar 48,87 persen.
Hasil juga menunjukkan, pasien di Kelompok A rata-rata dalam waktu 5-6 hari sudah dinyatakan negatif. Penurunan gejala ini terjadi karena subyek di Kelompok A menerima PVP-I dan Iota-Carrageenan bersamaan dengan obat-obatan dari pemerintah.
Dengan demikian, nasofaring yang merupakan reservoir virus diserang dari berbagai sisi. Penurunan ini juga dipengaruhi sifat virus SARS-CoV-2 yang otomatis akan berkurang kemampuan replikasinya dalam waktu 14 hari.
"Sebagai kesimpulan, penggunaan PVP-I kumur enam kali sehari dan Iota-Carrageenan dalam bentuk semprot hidung tiga kali sehari terbukti mampu mengurangi gejala klinis subjektif yang termasuk dalam kategori ringan," ujarnya.
Menurut Prof. Rahmi, uji klinis ini akan lebih baik jika dapat dilakukan dengan jumlah pasien yang lebih banyak dan dapat memantau viral load setiap harinya untuk mendapatkan angka spesifik yang lebih spesifik.
Sebagai informasi, riset ini juga telah dipublikasikan di Tekiyo Medical Journal Vol 44, issue 05, Oktober 2021.
“Kami harapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya untuk mengungkapkan keefektifan PVP-I dan Iota-Carrageenan mencegah sekaligus mengobati gejala SARS-CoV-2," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Terungkap, Penggunaan Obat Kumur dan Nasal Spray Efektif Kurangi Gejala Covid-19"
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani