Kontroversi terkait temuan media asing
Saat ini hangat kontroversi pro kontra pernyataan dari Menteri Agama. Namun inti tulisan saya bukanlah terkait pernyataan Menteri tersebut. Bukankah kah kita sering mendengar perkataan bijak "kami telah memaafkan sebelum dirinya meminta maaf".
Dari pada kita harus berdebat memaksa seseorang untuk meminta maaf, namun tidak ada salahnya dengan seseorang meminta maaf, karena dengan itu tidak serta merta dapat diartikan telah melakukan kesalahan atau mengakui kesalahan.
Terkait dengan isi konteks pernyataan-pernyataan yang menjadi perdebatan saat ini biarlah menjadi ranah penafsiran ahli bahasa dan aparat penegak hukum, jika harus dibawa secara jalur hukum tanpa harus menjadikan persatuan dan kesatuan kita terpecah, apalagi sampai terbentuk opini adanya intoleransi umat beragama di negara kita tercinta.
Dalam artikel ini, saya tertarik melihat mengapa sampai ada kejadian isu ketidaknyamanan alat pengeras suara ibadah, apakah murni ada permasalahan dengan sikap toleransi kita atau ada pihak-pihak yang mencoba merusak dengan memunculkan framing ada permasalahan toleransi sehingga kita terjebak untuk melakukan tindakan yang dapat memecah toleransi yang telah menjadi budaya saat ini.
Apakah kita akan terjebak ke dalam posisi terjadi perpecahan dari persatuan yang telah ada?
Bila ditelusuri dari jejak digital, ternyata isu intoleransi terkait dengan ketidaknyamanan akan aktivitas salah satu umat beragama diangkat oleh temuan sebuah media asing pada awal Oktober 2021, selanjutnya Menteri Agama terpancing untuk untuk menanggapi hasil temuan media asing tersebut.
Lalu apa kepentingan media asing membuat pemberitaan di Indonesia terkait dengan temuan ada ketidaknyamanan dari pengeras suara kegiatan ibadah merupakan kegiatan jurnalistik atau ada agenda lain?
Yang selanjutnya apakah di negara media asing tersebut kondisi toleransinya telah cukup baik ?
Silahkan teman-teman melakukan riset terkait dengan media asing yang menuliskan temuan terkait adanya aktivitas keagamaan, selanjutnya silahkan teman-teman melihat jejak digital sikap Presiden dari negara dimana media asing itu berada, pada saat ada polemik kecaman soal karikatur Nabi Muhammad SAW.
Sama-sama harus perenungan dan kewaspadaan kita terkait dengan pesan dari Bapak Budi Gunawan pada tahun 2017 saat acara Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia di Jakarta. Bapak Budi Gunawan selaku Kepala Badan Intelijen Negara menyampaikan akan ada ancaman operasi intelijen dari negara asing.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait