DEPOK, DepokiNews – Duel besar-besaran memperebutkan 5 gelar Kelas Ringan antar juara tak terkalahkan. iNews Depok memperkirakan George Kambosos Jr akan memberi kekalahan pertama untuk Devin Haney. Ini analisanya.
Duel akan tersaji besok, Minggu, 5 Juni 2022 di Marvel Stadium, Australia.
Ini berarti George Kambosos bertarung dikandangnya dengan puluhan ribu pendukung. Sementara Devin Haney harus terbang dari Amerika Serikat.
Kondisi ini menjadi sejarah tersendiri. Biasanya pertarungan besar digelar di Amerika Serikat. Kekecualian ini terjadi karena melambungnya nama George Kambosos di Australia. Usai menumbangkan Teofimo Lopez pada 27 November 2021, semua orang Australia kepengin melihat jagoannya berlaga di negerinya sendiri. Kambosos saat ini adalah pahlawan tinju terbesar Australia.
BACA JUGA:
Tinju Dunia: Tank Davis Ledakan Rolly Romero di Ronde 6
George Kambosos berstatus juara kelas Ringan dengan empat sabuk melingkari tubuhnya yaitu WBA (Super), IBF, WBO, and The Ring. Semua gelar ini dirampas dari Teofimo Lopez yang dikalahkan lewat keputusan selisih angka tipis (split decision).
Saat mengalahkan Teofimo Lopez, pertarungan berdarah terjadi. Intensitas dan keberanian Kambosos, membuat Lopez jeri dan tak berani untuk duel ulang. Padahal Kambosos sudah menyodorkan kesempatan.
Sedangkan Devin Haney memegang sabuk juara WBC kelas Ringan. Devin menggondol sabuk tersebut setelah menang atas Zaur Abdullaev pada 13 September 2019.
George Kambosos si Beringas dari Australia
George Kambosos memiliki dua julukan Ferocious dan The Emperor. Namun julukan Ferocious lebih melekat karena gaya bertarungnya yang beringas tanpa mengenal takut.
George Kambosos memang layak berjuluk Ferocious. Ini karena ia benar-benar perwujudkan seorang prajurit perang sejati yang tak mengenal rasa takut di medan perang manapun.
George Kambosos Jr berdarah Yunani dan sangat bangga akan negara asalnya. Ia memang mewarisi DNA prajurit perang Sparta Yunani yang tersohor saat negara tersebut menjadi salah satu super power dunia pada tahun 500 Sebelum Masehi
BACA JUGA:
Prediksi Tinju: Panas Membara! Davis vs Romero, Saatnya Tank Ledakan Rolly.
Tak heran usai menghajar lawan-lawannya, si Beringas ini kerap mengibarkan dua bendera sekaligus, bendera Australia dan Yunani.
George Kambosos berumur 28 tahun dengan tinggi badan 175 cm dan jangkuan tangan 173 cm. Umur segini, seorang petinju tengah berada pada performa puncak.
Hal paling menonjol dari George Kambosos adalah mentalitas dan fisiknya yang betul-betul super. Keandalan mental dan fisik membuat George Kambosos sanggup bertarung secara spartan selama 12 ronde. Saking bagusnya fisik George Kambosos, ia akan sanggup bertinju hingga 15 ronde.
Keunggulan ini membuat Kambosos tak pernah kalah dalam karir profesionalnya. Rekornya adalah 20-0-0 dengan 10 kemenangan lewat KO.
Lawan Latih Tanding Manny Pacquiao
Fisik, mentalitas, teknis George Kambosos semakin terasah berkat berlatih bersama legenda tinju dunia Manny Pac-Man Pacquiao selama bertahun-tahun. Kambosos adalah langganan latih tanding Pacquiao.
BACA JUGA:
Tinju Dunia, Cabik-cabik Lemieux di Ronde 3, Benavidez: Giliranmu Canelo!
Berlatih dan bertanding bersama juara 8 kelas berbeda seperti Pacquiao yang memiliki kecepatan super, ledakan power dan sudut pukulan tak terduga, menjadi alasan Kambosos kini menjadi juara dunia. Bisa dipastikan, jawara-jawara kelas ringan saat ini, kualitasnya masih di bawah Pacquiao.
Tak heran karena biasa menghadapi Manny, Kambosos sama sekali tak memperlihatkan rasa takut ketika berhadapan dengan Teofimo Lopez baik saat konferensi pers, timbang badan dan saat duel di ring.
Devin Haney
Petinju asal California Amerika Serikat ini masih belia. Umurnya baru 23 tahun. Rekornya sangat apik 27-0-0 dengan kemenangan KO 15 kali, dan tentu saja tak pernah kalah.
Tinggi badan Haney sama dengan Kambosos yaitu 175 cm. Namun jangkauannya lebih panjang dari tinggi badannya yaitu 180 cm. Sedangkan Kambosos jangkauan tangannya 173 cm.
Devin Haney berjuluk The Dream alias Impian. Teknik bertinju Haney memang sangat baik dengan jab-jab kirinya yang meluncur cepat. Ditunjang dengan rentang tangannya yang panjang dan kecepatannya membuatnya begitu manis di atas ring.
Namun sesungguhnya Devin Haney belumlah teruji benar. Dua lawan yang tersohor adalah Jorge Linares dan Yuriorkis Gamboa.
BACA JUGA:
Tinju Dunia: Trilogi Canelo vs GGG, Raja Tinju Pilih Singa Tua 40 Tahun
Dalam dua pertarungan, Devin Haney hanya menang angka. Padahal ketika bertarung dengannya, Gamboa dan Linares sudah berkategori petinju gaek.
Duel Haney-Gamboa berlangsung pada 7 November 2020 ketika Gamboa sudah berumur 38 tahun. Bertarung dengan petinju 38 tahun, Haney hanya menang angka. Ini berarti dia bukan berketegori big puncher. Sebagai catatan, Gamboa dibantai KO oleh Gervonta Davis dan Isaac Cruz.
Lebih memperihatinkan adalah saat Haney bersua dengan Linares pada 29 Mei 2021. Linares ketika itu berumur 35 tahun.
Selain hanya memang angka, Haney pada ronde-ronde akhir tersambar straight kanan Linares dan tubuhnya terguncang dengan lutut bergetar. Jika momen itu terjadi pada menit awal, Haney akan mengalami kekalahan KO dari petinju gaek.
Kekalahan Pertama untuk Haney
Harus diakui Devin Haney secara teknis lebih baik daripada Kambosos. Kombinasinya mengalir cepat yang didahului jab-jab.
Namun Haney belum teruji benar dalam perjalanan karir profesionalnya. Melihatnya tak mampu memukul KO Gamboa dan Linares, menjadi pertanda bahwa dia masih di bawah petarung kelas ringan mengerikan semacam Isaac Cruz, Teofimo Lopez, dan Gervonta Davis.
Sementara lawannya adalah Kambosos, petarung dengan fisik dan mentalitas sangat baik. Kambosos bisa bertarung sama baiknya sepanjang 12 ronde dari awal sampai akhir. Kambosos bisa terus menekan Haney.
BACA JUGA:
Prediksi Tinju: Benavidez vs Lemieux, Red Flag Menuju Saul Canelo
Pengalaman latih tanding Kambosos bertahun-tahun bersama Manny Pacquiao membuatnya berada di level yang berbeda.
Kambosos adalah tipikal prajurit tempur sejati yang tak mengenal takut. Dia betul-betul menginginkan lawan-lawan terbaik dihadapannya. Usai menang atas Teofimo Lopez, Kambosos sebenarnya bisa melawan petinju-petinju mudah.
Namun itu tak dilakukannya. Ini berarti Kambosos memang siap menghadapi lawan-lawan besar di kelas Ringan termasuk Haney.
Dengan usia dan kematangan Kambosos saat ini yang tengah berada di puncak performa, maka Devin Haney akan mengalami kekalahan pertama dalam karirnya.
Haney datang ke Australia hanya untuk menyerahkan sabuk kelas Ringan WBC pada Kambosos. Dan jawara Australia ini akan menambah sabuk juara di kelas ringan menjadi 5 sabuk juara.
Selamat menonton pertandingan seru besok, Minggu, 5 Juni 2022. Salam tinju profesional.
Editor : M Mahfud