JAKARTA, iNewsDepok.id - Mahasiswa menilai pemerintahan Jokowi lebih parah dibanding era Orde Lama dan Orde Baru.
"Pemerintah Orde Lama memberi kita kebebasan, tapi tidak memberikan kesejahteraan! Pemerintah Orde Baru memberikan kesejahteraan, tapi tidak memberikan kebebasan! Pemerintahan Jokowi memberikan apa, kawan-kawan?" kata orator dalam aksi unjuk rasa mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI), Senin (11/4/2022), di depan Gedung DPR.
Ribuan mahasiswa yang berkerumun di sekitar mobil komando di mana orator itu berada, memberikan jawaban yang saling bersahut-sahutan.
Orator itu lalu menjawab pertanyaannya sendiri.
"Betul! Pemerintahan Jokowi tidak memberikan kesejahteraan maupun kebebasan!" katanya.
Orator itu membeberkan alasan mengapa dia mengatakan hal itu. Katanya, di era pemerintahan Jokowi, orang yang mengeritik ditangkap dan dipenjarakan, sama seperti Orde Baru.
"Di era Jokowi, barang-barang kebutuhan makin mahal! Bahkan minyak goreng sempat langka dan sekarang harganya naik tinggi! Harga Pertamax juga dinaikkan!" katanya.
Karena alasan-alasan itu, lanjutnya, mahasiswa menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, dan menolak penundaan Pemilu 2022. Apalagi karena baik perpanjangan masa jabatan presiden maupun penundaan Pemilu, melanggar konstitusi dan peraturan perundang-undangan.
"Karena itu, Kawan-kawan, kita datang ke sini, ke gedung DPR ini, untuk meminta dan mendesak DPR agar memegang dan menjalankan amanat rakyat dengan baik! Kita tak ingin konstitusi diamandemen untuk memperpanjang masa jabatan presiden, karena itu juga melanggar amanat reformasi!" katanya.
Mahasiswa juga mengungkap kekecewaan terhadap perilaku jajaran eksekutif dan legislatif, karena mereka telah berkali-kali melakukan audiensi di tingkat pusat maupun daerah, tetapi aspirasi mereka tak didengar, dan tuntutan mereka tidak dipenuhi.
"Pemerintah dan DPR hanya mau mengakomodir kepentingan partai politik, bukan kepentingan rakyat! Karena itu, hari ini kita datang ke sini, untuk juga memberikan hadiah kepada anggota DPR. Apa hadiahnya, kawan-kawan?" tanya orator lagi
Terdengar jawaban yang seragam; "Korek kuping!"
"Ya, benar! Korek kuping!" jawab si orator sambil mengeluarkan korek kuping berukuran besar.
Ada beberapa mahasiswa yang menjadi orator di atas mobil komando, dan mereka memakai jaket almamater yang berbeda, di antaranya berwarna hijau, biru dan merah, menandakan kalau mereka dari kampus yang berbeda.
Tak lama setelah itu, mahasiswa mengguncang-guncang pagar gerbang Gedung DPR, karena meski mereka telah lama berorasi, tak ada satupun dari dalam gedung, baik ketua DPR maupun anggotanya.
"Kita dobrak saja pagar ini untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita ke sini untuk bicara dengan mereka!" kata orator lagi.
Akhirnya, tiga pimpinan DPR keluar, di antaranya Wakil Ketua DPR Sufmi Ahmad Dasco, menemui mahasiswa. Ketiganya naik ke mobil komando.
Editor : Rohman