Menurut Aliansi Vendor Barata, bahkan sampai ada pemilik salah satu vendor yang nekat bunuh diri karena tunggakan utang saat mengerjakan proyek. Beberapa juga mengalami depresi hingga bercerai dari pasangannya.
“Sampai ada yang bunuh diri, ini kan sudah zalim dan mengkhianati slogan AKHLAK BUMN yang digembar-gemborkan Kementrian BUMN,” tegas Mufti.
“Apa yang terjadi di Barata Indonesia, Waskita Karya dan beberapa BUMN lain hanya puncak gunung es, yang terlihat saja. Kasus BUMN yang tidak membayar vendor itu jumlahnya jauh lebih besar,” sambung Legislator dari Jawa Timur.
Mufti meyakini jika semua utang BUMN ke vendor dijumlahkan, angkanya bisa fantastis dan melebihi jumlah korupsi Jiwasraya yang puluhan triliun rupiah.
"Saya juga telah mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai utang-utang BUMN lain yang tidak juga dibayar," terang Mufti.
"Apalagi perusahaan karya yang membangun jalan tol, sudah tidak bisa disebutkan lagi berapa banyak vendor yang teriak-teriak, ini bisa mudah kita temukan karena beberapa di antaranya viral,” sambungnya.
Mufti meminta Pemerintah memberi atensi lebih terkait persoalan ini. Apalagi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen mendukung kemajuan perekonomian kerakyatan.
Editor : Mahfud