Sementara itu Roy, seorang kakek mendampingi cucunya, Adam yang berencana melanjutkan kuliah di Melbourne, Australia.
”Cucu saya ingin kuliah bidang Teknik atau IT, sekarang masih kelas XI SMA. Saya mendukung karena 3 cucu saya lain juga belajar di Australia, biar sama,” kata Roy.
Ia mengungkapkan cucunya sudah mempersiapkan diri kursus Bahasa Inggris sebagai persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa belajar di Australia.
Tak hanya pelajar dan orang tuanya, sejumlah guru SMA juga datang ke ICAN International Education EXPO 2024. Gina Inayah, guru SMA IT Insan Sejahtera Sumedang, Jawa Barat, salah satunya.
Dia sengaja datang jauh-jauh dari Sumedang bersama sejumlah guru lainnya untuk memperoleh informasi yang konkret dan lengkap untuk kuliah di luar negeri. Informasi ini akan disampaikan pada murid-muridnya yang banyak tertarik kuliah di luar negeri.
”Kami tak hanya mengajar tetapi juga membantu siswa kami untuk melanjutkan kuliah termasuk di luar negeri,” kata Gina.
SMA IT Insan Sejahtera Sumedang, tutur Gina, mendorong siswanya untuk kuliah di luar negeri. Menurutnya kuliah di luar negeri memiliki keunggulan dibanding kuliah di dalam negeri.
”Waktu pendidikan relatih lebih singkat, rata-rata 3 tahun. Peluang untuk melanjutkan kerja juga lebih terbuka,” terang Gina.
Lebih terbukanya peluang kerja bagi pelajar Indonesia yang kuliah di luar negeri dibenarkan William, perwakilan BHMS (Bussiness & Hotel Management School), Lucerne, Swiss.
Menurut William, kuliah di BHMS terdapat program magang kerja dengan gaji Rp40 juta per bulan. Setelah lulus, bisa melanjutkan kerja 18 bulan dengan gaji per bulan mencapai Rp80 juta.
”Saya datang ke Indonesia dari Swiss seminggu lalu, ingin memberikan informasi untuk pelajar di Indonesia agar menempuh studi di BHMS. Peluang untuk bekerja setelah lulus sangat terbuka,” kata William.
Editor : M Mahfud