DEPOK, iNews.id - Viral babi ngepet masih membuat sesak warga Depok, mereka sering menjadi bahan bullyan. Thysi Ayu termasuk salah satunya. Namun dia meresponnya dengan langkah positif: Aku Pengin jadi Lilin Depok!
Lilin Depok yang dimaksud Thysi adalah menyalakan cahaya diri sendiri. Jika cahaya lilin tubuhnya bersatu dengan cahaya tubuh-tubuh lain, Kota Depok akan bermandikan tarian cahaya yang indah memesona.
“Ya dalam pikiranku aku pengin jadi lilin di Depok,” katanya dalam obrolan dengan iNews Depok di Kantor PWI Depok beberapa waktu lalu.
Obrolan dengan Thysi dilanjutkan dengan obrolan via telepon seluler hari ini, Rabu (2/2/2022).
BACA JUGA:
Senyum Mpok Cantik dari Samsat Cinere Depok
Wanita lajang ini tak sekedar berangan-angan. Ia kini menggagas dan menjalankan berbagai kegiatan.
Pekan-pekan ini kegiatannya seabrek, dari tanggal 31 Januari 2021-6 Februari 2022. Kegiatannya antara lain Bazar UMKM dan Seni Budaya Expo selama 7 hari penuh. Lokasinya di Ground Floor Transmart Dewi Sertika Kota Depok.
Kegiatan ini dipadukan dengan seminar offline, performance dance, pertunjukkan musik akustik Hendri Sederet Hana, dan fashion show.
“Penutupannya akan ada inaugurasi JCI Depok lho, hadir ya Mas,” kata wanita yang nama aslinya adalah Arthysiana Ayu.
JCI yang dimaksud Thysi adalah Junior Chamber Indonesia. Lajang lulusan Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta ini adalah pentolan JCI Cabang Depok. JCI sendiri adalah organisasi kepemudaan yang bernaung dibawah Perserikatan Bangsa Bangsa.
Ia juga mengibarkan bendera miliknya, Arts Production, sebuah event organizer.
“Sebagai generasi muda saya ingin ikut berkiprah membangun Kota Depok,” cetusnya.
Berlatar pendidikan di banyak tempat, Thysi memiliki pandangan yang luas. Ia menerima keberagaman sebagai puzzle kehidupan yang melengkapi satu sama lain.
Orang tuanya adalah arsitek yang kerap mengerjakan proyek di berbagai kota. Ia pun turut dibawa keluarganya melalangbuana di berbagai kota sedari kecil.
Thysi menempuh SD di Malang Jawa Timur, SMP dan SMA di Bali, sedangkan kuliah di Jakarta.
Di SMP ia pernah diajak ke Pure untuk doa bersama supaya satu sekolah lulus semua. “Saya Muslimah, ya meski di Pure, doa saya tetap membaca Bismillah,” cetusnya.
Selanjutnya, ia sekolah di SMA Kristen Harapan Denpasar. Di sekolah ini, tidak ada upacara bendera seperti sekolah pada umumnya. Pada Senin pagi diisi dengan kebaktian.
“Jadi saya ini terbiasa di suatu lingkungan ya nggak sama seperti saya. Dengan segala perbedaan adat budaya dan agama,” ujar Thysi.
Maka tak heran, ia pun tak mempersoalkan jika ada pihak yang tidak setuju dengan langkahnya.
“Saya akan tetap menyalakan lilin di tubuh saya meski angin bertiup,” tekad Thysi mengenai filosofinya sebagai Lilin Kota Depok.
Editor : M Mahfud