Penelitian menemukan bahwa terdapat kelompok-kelompok independen yang juga berperan dalam beberapa upaya pencegahan bunuh diri, namun mayoritas upaya tersebut tidak maksimal, tidak terkoordinasi, dan seringkali tidak didasarkan pada penelitian kontekstual yang baik.
Rekomendasi
Dr. Sandersan menyampaikan bahwa sebagai upaya pengembangan program “Strategi Pencegahan Bunuh Diri Nasional”, Tim Peneliti merekomendasikan sejumlah langkah.
Adapun rekomendasi tersebut meliputi: perlunya kebijakan nasional melalui kerjasama dengan institusi terkait; pengentasan moralisasi bunuh diri dari sisi agama; peningkatan penelitian akademis secara terlatih dan sistemik; pembentukan asosiasi lintas disiplin sebagai pengawasan upaya pencegahan bunuh diri; melakukan intervensi dengan pembatasan sarana bunuh diri; meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akademis tentang bunuh diri sebagai upaya pencegahan bunuh diri berdasarkan situasi, kondisi, dan kearifan lokal setempat. “Rekomendasi ini dibuat berdasarkan temuan data yang baru,” jelas Dr. Sandersan.
Tindak Lanjut
Tim Peneliti merumuskan “Strategi Pencegahan Bunuh Diri Nasional” melalui dua langkah utama yaitu membentuk Asosiasi Indonesia untuk Pencegahan Bunuh Diri (Indonesian Association for Suicide Prevention - INASP) dan mengangkat tema bunuh diri sebagai stigma berbagai agama. Saat ini sudah tersedia situs INASP di www.inasp.id.
Dr. Sandersan menjelaskan bahwa Asosiasi Indonesia untuk Pencegahan Bunuh Diri akan menjadi sarana membangun jaringan para pemangku kepentingan di seluruh Indonesia, sebagai badan perwakilan nasional untuk Pencegahan Bunuh Diri Indonesia di Panggung Internasional, dan sebagai pusat data tentang bunuh diri yang andal, kini dapat dilihat pada situs Inasp.id, termasuk tingkat bunuh diri dan pencobaan bunuh diri setiap provinsi, dan data krusial lainnya yang belum pernah dibuka untuk umum.
Dr. Sandersan Onie selaku Ketua Strategi Nasional Pencegahan Bunuh Diri akan menjadi Presiden Asosiasi tersebut, dengan wakilnya, dr. Damba Bestari, yang sudah banyak mengerjakan proyek pencegahan bunuh diri nasional maupun internasional.
“Asosiasi ini akan menjadi kumpulan peneliti, dokter, orang-orang dengan pengalaman langsung, pemimpin teknologi, jurnalis, dan banyak lagi, dimana para anggota akan berkumpul dalam konferensi nasional tahunan guna menyajikan penelitian, data baru, dan pendekatan untuk pencegahan bunuh diri,” jelas Dr. Sandersan.
Lebih lanjut Dr. Sandersan menguraikan, "Untuk mengatasi stigma agama tentang bunuh diri, kami mengadakan acara pada tanggal 29 Oktober, dimana kami akan menandatangani dan membaca pernyataan tentang kesehatan dari kacamata agama, yang menguraikan bagaimana setiap agama di Indonesia memandang bunuh diri dan kesehatan mental. Kegiatan ini merupakan yang pertama kali di dunia”.
Editor : Mahfud