JAKARTA, iNewsDepok.id – Dalam rangka Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diperingati tanggal 10 September setiap tahunnya, Emotional Health for All Foundation (EHFA), sebuah yayasan kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri berbasis riset terdepan, menemukan bahwa bunuh diri merupakan salah satu isu penting kesehatan publik dunia yang mengakibatkan kematian orang muda terbanyak di berbagai negara.
EHFA menyebutkan bahwa 77% bunuh diri terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah seperti di Indonesia, dimana belum ada strategi nasional, sementara situasi riil bunuh diri masih belum banyak diketahui karena terbatasnya akses terhadap data statistik tersebut.
Ketua EHFA, Dr. Sandersan Onie, mengatakan, “Untuk mengembangkan strategi pencegahan bunuh diri secara nasional di Indonesia, kami bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan WHO Indonesia sejak 2021, dimana kami menemukan sejumlah data yang cukup mengejutkan.”
Pengembangan program “Strategi Pencegahan Bunuh Diri Nasional” yang dimulai pada tahun 2021 dilaksanakan secara kolaboratif antara Direktorat Kesehatan Jiwa dan Pengendalian NAPZA Kementerian Kesehatan RI, WHO Indonesia dan EHFA, dengan panitia yang diketuai oleh Dr. Sandersan Onie dengan Jessica Felisa Nilam, Ashra Daswin, Stephanie Onie dan Kezia Taufik dari EHFA; beserta Prof. Juneman Abraham dari Universitas BINUS, Dr. Diana Setiyawati dari Universitas Gadjah Mada, dan Prof. Erminia Colucci dari Middlesex University.
Studi komprehensif terbesar tentang bunuh diri di Indonesia dilaksanakan, dengan lebih dari 100 jam wawancara mendalam untuk menginvestigasi beragam aspek bunuh diri di Indonesia.
“Kami menganalisis data dari pemerintah, termasuk survei desa potensi, dan data kepolisian, dimana hasil dan rekomendasinya kami sampaikan pada kesempatan ini,” ujar Dr. Sandersan.
Hasil Penelitian
Hasil temuan menunjukkan bahwa masih banyak angka bunuh diri yang tidak dilaporkan di setiap negara, dan yang tercatat merupakan angka resmi vs. angka perkiraan.
Editor : M Mahfud