Ramah di Kantong dan Ramah di Lingkungan, U-Refill Hadir di Ratusan Bank Sampah Binaan Unilever

Novi
Ki-ka: Wawan Hermawan (Lurah Menteng Atas), Vinda Damayanti (Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI), Maya Tamimi (Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation), dan Sri Endarwati (Direktur Bank Sampah Induk GESIT. Foto: Novi

JAKARTA, iNewsDepok.id - Masih dalam semangat memeringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, Unilever Indonesia mengajak komunitas ibu dan generasi muda untuk mendukung peranan Bank Sampah sebagai mata rantai penting dalam sistem pengelolaan sampah yang lebih produktif dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular. 

Sejalan dengan hal tersebut, hari ini, Senin, 4 Maret 2024, bertempat di Kantor Kelurahan Menteng Atas Jl. Menteng Pulo No.1, Jakarta Selatan, digelar diskusi yang menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, dilanjutkan dengan kunjungan ke salah satu Bank Sampah binaan Unilever Indonesia, yaitu Bank Sampah Induk GESIT Menteng Atas, untuk memperkenalkan sistem isi ulang “Unilever Refill Program” atau “U-Refill” yang semakin memperkuat kontribusi Bank Sampah dalam menyebarluaskan perilaku bijak sampah di tengah masyarakat luas.

"HPSN yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, dilatarbelakangi oleh peristiwa longsornya TPA Leuwigajah, Cimahi di tahun 2005 yang over capacity sehingga membuat ratusan orang meninggal dunia," cerita Wawan Hermawan, Lurah Menteng Atas memberikan kata sambutan.

"Sampah jika dibiarkan, bisa jadi malapetaka. Oleh karena itu di kami, sampai RT RW ada kepengurusan untuk pengelolaan sampah. Kurang lebih ada 20 Bank Sampah di wilayah kami. Ada kegiatan rutinitas untuk menjadikan zero sampah di masing-masing wilayah. Semoga Menteng Atas bisa menjadi contoh bagaimana memilah dan mengelola sampah dari skala rumah tangga," tandas Wawan.

Untuk diketahui, secara global, jumlah sampah plastik yang mencemari ekosistem laut diprediksi meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040 apabila tidak ada upaya pencegahan. Kondisi ini pun terjadi di Indonesia yang menghasilkan 12,87 juta ton sampah plastik selama 2023 dan 408.885 ton diantaranya berakhir di lautan setiap tahun. 


Foto bersama perwakilan ibu-ibu pengurus Bank Sampah. Foto: Novi

 

Untuk itu, di peringatan HPSN 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengangkat tema “Atasi Sampah Plastik Dengan Cara yang Produktif”, berfokus pada upaya kolaboratif yang harus dilakukan semua pihak dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah plastik yang lebih produktif dan berkelanjutan.

Vinda Damayanti Ansjar, S.Si., M.Sc., Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI menjelaskan, “Keseriusan Pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah plastik tercermin dari keterlibatan aktif KLHK dalam negosiasi penyusunan International Legally Binding Instrument on Plastic Pollution – instrumen internasional yang memiliki ketentuan mengikat untuk menanggulangi permasalahan polusi plastik."

Menurut Vinda, Indonesia telah memiliki kebijakan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik, yang salah satunya adalah mewajibkan produsen untuk menyusun langkah-langkah dalam mengurangi sampah plastik yang berasal dari produk dan kemasan produk serta wadahnya melalui PermenLHK Nomor 75 Tahun 2019, dimana salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meredesain produk, kemasan produk serta wadahnya dan juga menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR).

"Dengan EPR ini produsen mengambil lagi plastik pasca konsumsi untuk didaur ulang menjadi produk kembali atau produk lain sehingga sistem ekonomi sirkular dapat berjalan. Untuk penerapan ekonomi sirkular, produsen dapat bekerja sama dengan Bank Sampah, TPS3R, industri daur ulang, sehingga dari pengelolaan sampah plastik ini dapat menghasilkan nilai ekonomi yang menjanjikan. Kami telah menetapkan berbagai target yang ditindaklanjuti dengan aksi nyata, termasuk menggalakkan aktor-aktor penerapan ekonomi sirkular yang terbukti mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi, sosial maupun lingkungan, seperti saat ini banyak bermunculan komunitas anak-anak muda dalam sociopreneur dan juga start up. Terkait tema HPSN 2024, kami percaya salah satu upaya agar sistem ekonomi sirkular yang efektif adalah melalui Bank Sampah,” ujar Vinda.

Buktinya, keberadaan 27.631 unit Bank Sampah di seluruh Indonesia telah membawa pengaruh signifikan di sejumlah sektor, antara lain (1) Ekonomi: Dengan total omzet Bank Sampah mencapai rata-rata Rp2,8 miliar per bulan ; (2) Sosial: Mampu menyerap tenaga kerja hingga ratusan ribu orang; dan (3) Lingkungan: Berhasil mengumpulkan sampah mencapai 136.860,20 ton, dengan jumlah sampah yang dimanfaatkan dan didaur ulang sebesar 5.227,73 ton. 

Editor : M Mahfud

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network