DEPOK, iNewsDepok.id - Militer Israel terus melancarkan serangan udara dan darat yang mematikan di Gaza pada hari Sabtu, didukung oleh veto AS yang menggagalkan upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri perang dan pengumuman bahwa penjualan darurat tank senilai $106 juta amunisi telah disetujui oleh Washington.
Karena tidak dapat meninggalkan Gaza, sebuah wilayah dengan panjang 25 mil (40 kilometer) dan lebar sekitar 7 mil (11 kilometer), lebih dari 2 juta warga Palestina menghadapi pemboman lebih lanjut pada hari Sabtu, bahkan di wilayah yang digambarkan Israel sebagai zona aman.
Dilansir The News Arab, Penjualan hampir 14.000 butir amunisi tank diumumkan sehari setelah AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza, sebuah tindakan yang mendapat dukungan luas internasional. AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken menetapkan bahwa ada “keadaan darurat” demi kepentingan nasional yang memerlukan penjualan segera, yang berarti hal itu tidak melewati tinjauan kongres. Penentuan seperti itu jarang terjadi.
Sehari setelah Israel mengkonfirmasi bahwa mereka menangkap pria-pria Palestina untuk diinterogasi, beberapa pria mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka telah diperlakukan dengan buruk, dan memberikan penjelasan pertama mengenai kondisi penahanan tersebut.
Ahmad Nimr Salman memperlihatkan tangannya yang berbekas dan bengkak akibat zip tie. “Mereka sering bertanya kepada kami, 'Apakah Anda bergabung dengan Hamas?' Kami bilang 'tidak', lalu mereka akan menampar atau menendang kami,” katanya. Militer Israel belum memberikan komentar ketika ditanya tentang dugaan pelecehan tersebut.
Dengan memasuki bulan ketiga perang, jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza telah melampaui 17.700 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas. Kementerian tidak membedakan antara kematian warga sipil dan kombatan.
Dua rumah sakit di Gaza tengah dan selatan menerima jenazah 133 orang akibat pemboman Israel selama 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan pada Sabtu tengah hari.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait