Selain menciptakan area kantor yang berkaitan erat dengan nuansa Indonesia, DANA juga mendukung kenyamanan bekerja karyawannya dengan menerapkan flexible working arrangement. “DANA juga memiliki empat pilar transformasi kerja yaitu Agile Culture, Innovative Leadership, Right Technology, dan Social Impact yang diharapkan dapat menghasilkan talenta-talenta modern dan inovatif dengan tiga skill utama di industri yaitu memiliki kemampuan adaptasi, kemampuan kolaborasi, dan critical thinking,” jelas Agustina Samara, Chief of People and Corporate Strategic DANA Indonesia.
Dan, tepat di Hari Batik Nasional, 02 Oktober 2023, Dompet digital DANA, menjadi kantor pertama yang mendapatkan penganugerahan sebagai ‘Kantor dengan Tema Nuansa Indonesia Terbanyak’ oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Piagam rekor MURI diserahkan oleh Triyono selaku Senior Manager Museum Rekor Dunia-Indonesia kepada Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA Indonesia.
Agustina Samara, Chief of People and Corporate Strategic DANA Indonesia (paling kanan), berharap dengan empat pilar transformasi kerja yang dimiliki, dapat menghasilkan talenta-talenta modern dan inovatif dengan tiga skill utama. Foto: DANA Indonesia
“Harus diakui, generasi sekarang kurang paham akan budaya Indonesia. Dengan memindahkan konsep budaya ke lingkungan kerja, sangat luar biasa, selain juga menambah keindahan dan keunikan. Di kantor DANA, digitalisasi, modernisasi, dan budaya bisa berjalan beriringan. Sangat luar biasa. Kebetulan pak Jaya Suprana, Ketua Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) itu Indonesia banget. Bahkan seragam kita itu harus ada batik dan tenun-nya. Kata beliau, kalian harus sombong. Beliau bilang, tidak takjub dengan orang yang bisa banyak bahasa asing, tapi lebih takjub dengan orang yang punya satu bahasa daerah di sebuah pulau,” papar Triyono.
“DANA konsisten menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Kali ini MURI merasa terhormat bisa memberikan rekor, bukan lagi skala Indonesia tapi dunia. MURI sendiri belum pernah melihat yang seperti ini. Sesuatu yang langka. Semua ornamen beragam, tapi tidak kehilangan fungsi, seperti kain dan lantainya yang juga bisa berfungsi sebagai peredam suara. Termasuk batik tulis di gorden juga ada peredam suara sehingga saat meeting tidak terdengar,” tambah Triyono kagum.
“Penghargaan ini tentu akan memotivasi semangat kami untuk tetap berinovasi dan berkembang untuk masyarakat Indonesia. Keindahan ragam suku, corak, dan elemen-elemen monumental di setiap sudut ruangan kami adalah bentuk pengingat, bahwa sejauh apapun arus modernisasi yang kita sedang hadapi, tidak akan melunturkan identitas kita sebagai bangsa Indonesia,” pungkas Vince.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait