Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, Pentingnya Kolaborasi dan Inovasi Atasi Sampah Plastik

Mikail
Dialog virtual lintas sektor dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 pada Senin (5/6/2023). Foto: Tangkapan Layar

Dr. Ir. Prima Mayaningtyas, M.Si, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat dalam sambutannya menyampaikan, “Pemerintah di sini tidak hanya untuk menerapkan, mengurangi, dan mengubah perilaku sikap dari hulunya, tetapi juga menyediakan sarana prasarana, anggaran, teknologi, dan regulasi sehingga lima aspek yang harus dipenuhi dalam mengelola persampahan, yaitu dari sisi regulasi, institusi, teknologi, aspek biaya, dan pemberdayaan masyarakat – semuanya bisa berjalan bersama-sama dengan prinsip kolaboratif dan inovasi.”

Dalam penerapan ekonomi sirkular, tahapan pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik memainkan peranan yang sangat penting.

“Kami percaya bahwa plastik memiliki tempat tersendiri di dalam rantai ekonomi, tetapi tidak di lingkungan kita. Komitmen kami meliputi: mengurangi penggunaan plastik, menggunakan plastik yang lebih baik, dan menghadirkan inisiatif tanpa plastik. Salah satunya melalui upaya dan investasi yang signifikan dalam hal pengumpulan dan pemrosesan sampah plastik,” ungkap Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia.

Dijelaskan Dr. Mochamad Chalid, Kepala Center for Sustainability & Waste Management - Universitas Indonesia (CSWM-UI), sesuai prinsip ekonomi sirkular, jika sampah dijadikan komoditi, ada nilai ekonomi yang akan tercipta dengan terjadinya transaksi jual beli, penciptaan lapangan kerja, hingga langkah-langkah yang memastikan bahwa sampah plastik kembali menjadi bahan baku yang siap diolah menjadi produk yang sama atau produk turunannya.

Sementara itu, Rita Ningsih selaku Ketua Sub Kelompok Perencanaan Lingkungan DLH Provinsi DKI Jakarta mengaku, Pemerintah DKI Jakarta juga memiliki platform kolaborasi sosial berskala besar persampahan, tempat dimana mereka berkolaborasi dengan semua stakeholder – baik dari dunia usaha, akademisi, maupun komunitas untuk memberikan wadah berdiskusi sekaligus wadah bagi kolaborator untuk bisa saling berkontribusi mengatasi permasalahan sampah di Jakarta.

Dalam diskusi, Dila Hadju, Founder Tumbuh Hijau Urban pun  mengajak konsumen untuk menjadi bagian dari solusi. “Salah satu penyebab banyaknya sampah akhirnya tertumpuk di TPA adalah karena kondisi sampah kita yang tercampur, jadi sulit dijadikan bahan baku daur ulang. Jadi, sebagai konsumen kita bisa banget berperan, mulai dari memilah sampah sesuai dengan jenisnya masing-masing, seperti sampah organik, anorganik, beracun (B3), dan residu. Setelahnya, bawa ke Bank Sampah supaya sampah kita ditangani dengan baik. Awalnya memang mungkin perlu pembiasaan, tapi jangan dijadikan beban. Karena ini semua buat anak cucu kita nanti kok, hal kecil yang kita lakukan hari ini dampaknya bisa jadi luar biasa buat masa depan mereka,” ujarnya.

Editor : M Mahfud

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network