Sejarah Sambeang
Pasca meninggalnya ibu kandung Bobby, ditambah keterpurukan ekonomi selama pandemi Covid-19, membuat Bobby dan istrinya memutar otak mencari hal baru. Apalagi, sebagai orang yang baru tinggal di daerah lain.
"Awalnya setelah ibu meninggal karena penyakit diabetes akut. Dari penyakit yang ibu saya derita, saya ingin balas dendam dengan cara positif, yaitu membuat sesuatu yang bisa bermanfaat dan bisa dijadikan obat," kata Bobby.
Bahkan dari pengobatan ibunya, Bobby harus mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah.
Sebelum adanya bir Sambeang ini, Bobby pernah mencoba memproduksi gula aren lokal dan bir pletok, berbekal pengalamannya sebagai orang Betawi, ditambah keberagaman sumber daya alam di kampung istrinya di Sumedang.
"Sebelum bikin bir, saya juga pernah bikin gula aren. Karena kualitas aren di sini juga bagus," kata Bobby.
Bobby pernah bereksperimen membuat bir pletok itu dengan fermentasi dari beberapa buah-buahan seperti mangga, salak dan aren tersebut. Karena kandungan gula pada buah-buahan itu cukup tinggi, maka minuman yang ia ciptakan mengandung alkohol.
Hingga akhirnya ia terus melakukan riset dengan mengkombinasikan budaya Betawi yaitu bir pletok yang kaya akan rempah-rempah, dan teh hijau perkebunan Cisoka.
"Saya kan lihat di kampung istri saya ini ada perkebunan teh yang memiliki kualitas bagus, dan kebetulan ada kenalan pemilik kebun teh," ujarnya.
Editor : M Mahfud
Artikel Terkait