Dia pun kemudian menyinggung soal ajaran agama Buddha yang banyak mengurai tentang makna welas asih dan pengertian benar akan hakekat kehidupan, yang membuat dirinya secara tidak langsung semakin memahami bahwa hanya ada dua garis perbuatan di dunia, yakni yang baik dan jahat, dan realisasinya termaktub dalam apa yang disebut sebagai hukum karma.
"Dari dukungan umat Buddha ini, saya diberi pemahaman bahwa yang saya lakukan sangat jauh, bahkan sama sekali tidak melakukan perbuatan yang dinyatakan sebagai penistaan agama, tetapi saya tengah menghadapi sebuah perbuatan yang jahat dari wujud yang dinamakan kebencian semata-mata saja. Masya Allah. Oleh karena yang saya hadapi ini adalah sebuah perbuatan kebencian, maka ada ajaran dalam.agama Buddha yang menyatakan bahwa kebencian tidak akan pernah berakhir jika dibalas dengan kebenaran, tetapi kebencian hanya akan berakhir bila dibalas dengan cinta kasih.
"Saya terpana dan terharu atas ajaran yang mulia ini. Ingin saya garis bawahi bahwa ada wejangan dari sahabat umat Buddha juga bahwa bila saya teguh dan ikhlas menerima bencana kejahatan ini, maka akan melimpah pahala kebajikan, apalagi akibat sebuah tuduhan menyimpang di mana saya mendukung keluhan mayoritas umat Buddha atas rencana kenaikan tiket naik ke Candi Borobudur dari Rp50.000 hingga menjadi R750.000, tetapi justru ditelikung menjadi kasus penistaan (agama)," sambungnya.
Roy pun mengatakan bahwa tidak sedikit pun dirinya menaruh dendam kepada orang-orang yang melaporkannya,
Editor : Rohman
Artikel Terkait