Namun, pemecatan itu menimbulkan gelombang serangan yang luar biasa terhadap IDI. Maklum, selain Terawan adalah mantan menteri yang artinya nota bene juga orang dari lingkaran kekuasaan, juga karena klien-kliennya, baik untuk Vaksin Nusantara maupun terapi cuci otak, di antaranya juga sejumlah politisi, termasuk anggota DPR.
Menkumham Yasonna H Laoly bahkan mengatakan kalau IDI harus dievaluasi dan UU tentang Kedokteran harus direvisi agar izin praktik dokter menjadi domain pemerintah, bukan IDI lagi.
"Posisi IDI harus dievaluasi. Kita harus membuat undang-undang yang menegaskan izin praktik dokter adalah ranah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan," kata Yasonna pada 31 Maret 2022.
Anggota DPR lebih keras lagi. Saat IDI rapat dengar pendapat dengan DPR pada 4 April 2022, anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago meminta agar IDI dibubarkan
Menurut politisi NasDem itu, IDI sebagai satu-satunya organisasi profesi dokter tidak melakukan pembinaan kepada setiap anggotanya. Padahal, IDI bertujuan menjamin kesehatan rakyat Indonesia, serta mempertinggi derajat kesehatan rakyat Indonesia.
"Saya memandang sama seperti serikat pekerja yang memiliki fungsi melindungi anggotanya, memberdayakan anggotanya. Kemudian, men-support anggotanya, bukan memecat anggotanya," kata dia.
Lalu, ia mengulas bahwa IDI memiliki tujuan mempertinggi derajat kesehatan rakyat Indonesia serta mempertinggi derajat ilmu kesehatan.
"Dan terkait dengan kasus dokter terawan saya kira beliau sudah memenuhi ini," tegas Irma.
Kemudian, soal membina dan mengembangkan profesi anggota, Irma melihat IDI tidak melakukan hal itu, termasuk tidak melakukan pembinaan dan mengembangkan kemampuan profesi anggota
Padahal, kata Irma, cuci otaknya dokter terawan berguna bagi para pasien dan banyak semua pasien mengatakan tidak punya efek samping dan justru menyehatkan serta memberikan kesehatan.
Editor : Rohman