get app
inews
Aa Text
Read Next : Korban KDRT Mantan Anggota Brimob Datangi Polres Depok, Ada Apa?

TRAVEL STORIES PICTURES Hadirkan Film SAMAWA: Mengupas Isu KDRT dengan Sudut Pandang Berbeda

Sabtu, 01 Februari 2025 | 20:21 WIB
header img
Dengan tagline "Dosamu, Cintaku, Selamanya," Samawa menawarkan sebuah cerita emosional yang menyentuh berbagai aspek hubungan rumah tangga: cinta, luka, penyesalan, dan harapan. Foto: Ist

JAKARTA, iNews Depok.id - Dalam rangka peluncuran official trailer dan poster film Samawa, Travel Stories Pictures (TSF) dengan bangga mempersembahkan karya terbaru mereka yang akan segera tayang di bioskop mulai 27 Februari 2025. Sebelumnya, teaser video dan poster Samawa telah dirilis melalui seluruh platform media sosial resmi Travel Stories Pictures.

Sejak awal berdirinya, rumah produksi Travel Stories Pictures (TSF) berkomitmen untuk menghadirkan cerita dengan isu-isu sosial yang kurang mendapat sorotan atau jarang diangkat ke layar lebar, namun memiliki kedekatan dengan masyarakat. TSF memiliki misi untuk menyajikan narasi yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah kesadaran penonton.

“Banyak isu sosial yang sebenarnya terjadi di sekitar kita, tetapi tidak banyak dibahas karena dianggap tabu atau kontroversial,” ujar Ganank Dera sebagai perwakilan TSF. “Kami ingin membuka ruang dialog bagi masyarakat untuk melihat fenomena ini dari berbagai sisi, tanpa memberikan penilaian mutlak. Kami hanya menyajikan kenyataan yang mungkin luput dari perhatian Masyarakat,” ucapnya.

Fenomena KDRT: Perspektif yang Jarang Disorot

Film ini mengangkat tema Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), sebuah topik yang sensitif namun relevan dengan realitas masyarakat. Film Samawa berfokus pada perjalanan sebuah keluarga yang terjebak dalam lingkaran KDRT. Namun, alih-alih hanya menyoroti tindakan kekerasan itu sendiri, Samawa mengungkap dimensi lain di balik dinamika pelaku dan korban.

TSF menegaskan bahwa film ini tidak dimaksudkan untuk membenarkan KDRT dalam bentuk apa pun. Sebaliknya, Samawa bertujuan untuk memperlihatkan bahwa ada sisi kompleks dari fenomena ini yang sering kali terabaikan.

“Film ini bukanlah pembenaran terhadap KDRT, tetapi sebuah upaya untuk memaparkan bahwa fenomena ini ada dan lebih rumit dari yang terlihat di permukaan,” tambah Ganank Dera. “Penilaian sepenuhnya kami serahkan kepada penonton. Kami hanya ingin menunjukkan sebuah realitas dan mengajak masyarakat untuk berpikir lebih dalam,” cetusnya.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut