get app
inews
Aa Text
Read Next : DPR RI Tantang Generasi Muda Bicara Politik Dalam IOF

Bayang-bayang Kerusakan Alam Pulau Kabaena, Akibat Eksploitasi Tambang Nikel

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:18 WIB
header img
Ilustrasi aktivitas tambang ilegal yang merusak lingkungan hidup. (Foto: dok. iNews)

Data menunjukkan sejak 2001 hingga 2022, sebanyak 3.374 hektar hutan, termasuk 24 hektar hutan lindung di Pulau Kabaena telah habis digunduli korporasi. Bahkan ada salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar kerusakan alam dengan deforestasi seluas 641 hektar.

Akibat gempuran penambangan, Pulau Kabaena yang semestinya menjadi tujuan wisata karena keindahan bukit, hutan, dan laut birunya, kini kondisinya sangat memprihatinkan. Panorama biru laut di Pulau Kabaena menjadi cokelat berlumpur dan memunculkan berbagai dampak buruk terhadap lingkungan serta kehidupan masyarakat setempat.

Lebih dari satu dekade terakhir, air laut di Desa Baliara, Kabaena, berubah warna menjadi cokelat. Kegiatan tambang di atas bukit diduga menghapus area resapan air, sehingga saat hujan deras, lumpur terbawa ke laut. Endapan lumpur itu sulit diangkat dan menyebabkan laut terus tercemar.

Keruhnya air laut tak hanya mengganggu ekosistem tetapi juga menyebabkan gatal-gatal di kalangan warga yang sering bersentuhan dengan air tersebut. Mayoritas penduduk yang merupakan nelayan dan petani rumput laut saat ini semakin sulit membudidayakan rumput karena lautnya tercemar.

“Aktivitas tambang nikel di Kabaena telah menghancurkan ekosistem lokal secara signifikan. Hutan-hutan yang dulunya menjadi penopang kehidupan masyarakat dan habitat bagi satwa liar kini berubah menjadi lahan gundul,” jelas Daniel.

“Belum lagi kerusakan sumber air bersih memperburuk kondisi lingkungan dan kehidupan perekonomian warga. Pemerintah jangan abai terhadap masalah ini,” sambungnya.

Terdapat pula kisah pilu di balik keruhnya air laut di Pulau Kabaena di mana pada tahun 2021 seorang anak balita terjatuh. Akibat keruhnya air, proses pencarian pun terhambat dan nyawa anak tersebut tidak tertolong.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut