Dalam sambutannya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kemenkes RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM mengungkapkan bahwa Hari Pneumonia Dunia 2024 mengangkat tema nasional "Cegah, Lindungi, dan Obati Pneumonia" sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran serta pencegahan terhadap penyakit berbahaya ini.
“Terdapat tiga pilar utama yang harus diperhatikan pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum di Indonesia guna mengendalikan dan mencegah pneumonia: pertama, lindungi masyarakat dengan mempromosikan praktik kesehatan yang baik; kedua, mencegah masyarakat terkena pneumonia dengan memastikan pelaksanaan vaksinasi dan lingkungan yang sehat; ketiga, mengobati individu yang terinfeksi pneumonia dengan tatalaksana perawatan yang tepat. Dengan menerapkan tiga langkah tersebut, kita bisa mengendalikan dan menurunkan angka kejadian pneumonia demi Indonesia yang lebih sehat dan produktif untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045,” jelas dr. Ina.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D menyampaikan pentingnya ketersediaan obat dan vaksin inovatif untuk mendukung Indonesia yang lebih sehat. “Pneumonia saat ini masih menjadi tantangan utama kesehatan di Indonesia, sehingga ketersediaan vaksin pneumokokal yang inovatif dan efektif sangat dibutuhkan masyarakat untuk mencegah infeksi akibat pneumonia serta membantu mengurangi angka kematian akibat pneumonia pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Saya telah mengevaluasi produk vaksinnya dan melihat bahwa vaksin pneumokokal yang diproduksi oleh Pfizer memiliki efikasi yang cukup tinggi, sehingga dinilai sangat bisa membantu pencegahan penyakit ini," ujar Taruna.
Taruna menambahkan bahwa BPOM juga berkomitmen untuk terus mempercepat proses registrasi obat dan vaksin baru dari 300 hari kerja menjadi 120 hari kerja, dan dari 120 hari kerja menjadi 90 hari kerja untuk pendaftaran melalui reliance pathway.
Menimbang bahaya pneumonia pada kesehatan anak, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa UNICEF mengestimasi 19.000 anak balita meninggal karena pneumonia di Indonesia tahun 2018. Angka kematian anak akibat pneumonia tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini.
Gejala pneumonia pada anak dapat dideteksi dan dapat dicegah dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta konsumsi makanan bernutrisi, sehat dan seimbang termasuk ASI eksklusif. Selain itu, imunisasi juga tak kalah penting untuk dilakukan sebagai langkah utama dalam mencegah pneumonia pada anak. “Dengan imunisasi yang lengkap, anak akan terhindar dari penyakit pneumonia, maupun penyakit yang berbahaya lain, seperti radang selaput otak dan radang telinga atau otitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Imunisasi pneumokokus yg lengkap dapat menekan angka prevalensi pneumonia pada anak-anak; yang penting untuk mewujudkan generasi penerus yang sehat pada momentum Indonesia Emas 2045,” lanjut dr. Hartono Gunardi.
Selain tenaga kesehatan, orang tua juga memiliki peran penting dalam mendeteksi dan mencegah pneumonia pada anak. Nucha Bachri, co-founder Parentalk.id juga berkesempatan berbagi pengalaman sebagai orang tua dalam menghadapi pneumonia pada anak-anak. “Berdasarkan hasil sharing pengalaman saya dengan sesama ibu-ibu, proses pengobatan pneumonia pada anak sangatlah menyita waktu dan tenaga orang tua, belum lagi biaya yang dikeluarkan, sehingga lebih baik bagi orang tua mengambil langkah preventif dan terapkan pola hidup sehat,” ungkap Nucha.
Mengingat pneumonia dapat menyerang segala usia termasuk orang dewasa, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menjelaskan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang bersifat serius, khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan kondisi komorbid. Data Riskesdas Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa penderita pneumonia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pasien yang sudah terinfeksi pneumonia dan memerlukan perawatan di rumah sakit rata-rata menjalani perawatan selama 12 hari, dengan 14% diantaranya memerlukan perawatan di ICU.
Editor : M Mahfud