“Ada berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada dewasa, seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. Risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila sebelumnya pasien sudah memiliki penyakit kronis,” jelas Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM.
Bakteri pneumokokus yang merupakan salah satu penyebab pneumonia dapat menyerang seluruh kelompok usia dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh seiring pertambahan usia. Oleh sebab itu, setiap orang dewasa perlu menjalani vaksinasi guna melindungi diri dari risiko pneumonia, sehingga dapat membantu mengurangi risiko rawat inap, biaya pengobatan yang tinggi, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat pneumonia.
dr. Sukamto juga menekankan bahwa perekonomian negara dapat memperoleh manfaat besar dari peningkatan penerimaan imunisasi di semua kelompok umur. “Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya yang kita miliki. Berdasar studi International Longevity Centre UK setiap 1 dollar AS (Rp 16.000) yang diinvestasikan dalam imunisasi pneumonia dewasa menghasilkan 19 dollar AS (Rp 300.000) kembali ke sistem kesehatan dan masyarakat yang tentunya melampaui pengeluaran untuk perawatan pneumonia,” kata dr. Sukamto
Selain orang dewasa dalam kategori usia lanjut, kelompok produktif (18-65 tahun) juga memiliki risiko terhadap penyakit pneumonia. Faktor seperti paparan polusi udara pada lingkungan kerja dapat meningkatkan risiko pneumonia pada usia produktif. Pada kondisi pneumonia berat, pasien diharuskan untuk dirawat inap. “Hal ini mengakibatkan produktivitas perusahaan menurun karena karyawan mengambil lebih banyak hari untuk absen, sehingga karyawan kehilangan kesempatan untuk bekerja dengan maksimal,” ungkap Audi Lumbantoruan, Chairman of Human Resources and Business Technology Innovation (HRBTI).
Audi menekankan bahwa kesehatan karyawan merupakan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan di perusahaan, termasuk dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan tempat kerja yang steril dari ancaman penyakit, termasuk pneumonia. Beberapa diantaranya adalah melalui inisiatif program vaksinasi pneumonia, serta edukasi rutin untuk karyawan dan pimpinan perusahaan terkait manfaat vaksin pneumonia bagi kesehatan.
Menutup sesi diskusi, Dr. Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, DVM., MPH., Ph.D, Bidang Humas dan Media PP IAKMI menyimpulkan bahwa imunisasi pneumonia memiliki peran yang penting untuk mewujudkan generasi sehat dan produktif di Indonesia. “Dalam memperingati Hari Pneumonia Sedunia 2024 ini, kami berharap masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan vaksinasi sebagai langkah preventif melindungi diri dari pneumonia. Kami harap dengan adanya dorongan pemerintah untuk vaksinasi pneumonia untuk semua kategori usia, Indonesia dapat mewujudkan generasi penerus yang sehat dan produktif, demi menggapai Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Mari kita bersama-sama wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan menjaga kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, melalui pencegahan pneumonia.
Editor : Mahfud