Wawancara dilakukan di halaman Masjid Nurul Huda yang merupakan masjid terbesar di Desa Wadas, Selasa sore (15/2/2022).
Gus Pipik sendiri baru pertama kali melakukan wawancara dengan wartawan pascaperistiwa 8 Februari lalu. Sebagai tokoh muda NU, Gus Pipik memiliki karakter khas NU dengan pembawaan sopan. Tutur katanya halus, tertata, dan diplomatis.
Berikut wawancara dengan Gus Pipik.
Gus, apa sebenarnya yang terjadi dengan penolakan sebagaian warga Wadas terkait penambangan batu andesit. Apakah tidak ada jalan keluar lewat musyarawah?
Tidak betul jika dikatakan warga Wadas tidak mau diajak musyarakah. Sejak tahun 2016 dalam musyawarah kita menanyakan dampak lingkungan dan sosial dari penambangan.
Kami shock kala itu, ketika disebutkan bahwa lahan penambangan batu andesit di desa kami akan dibebaskan. Kami lalu meminta apakah masalah pembebasan lahan bisa dirembug. Jawaban yang kami terima adalah tidak.
Kami jelas shock kenapa lahan harus dibebaskan. Desa Wadas ini bukan lokasi Bendungan Bener. Bendungan Bener itu lokasinya jauh dari sini, sekitar 12,5 km.
Karena jawaban seperti itu, warga lalu bersikap ya tidak usah saja. Tolak penambangan batu andesit. Lalu terbentuklah Gempa Dewa pada awal tahun 2018.
Bisa diceritakan proses sosialisasi rencana penambangan batu Andesit di Desa Wadas?
Pada awalnya kami mendengar bahwa penambangan hanya akan terjadi di lahan seluas 4 hektare. Kita menerima kalau hanya 4 haktare. Ya nggak apalah kalau hanya 4 hektare.
Tetapi yang terjadi adalah kok patok ada di mana-mana, kenapa tidak kulo nuwun terlebih dulu. Kultur di Jawa ini kan kulo nuwun dulu. Ini tanah hak milik warga.
Warga kemudian mengadu ke BPD. Para sesepuh menceritakan tentang sejarah, mitos dan cerita rakyat bahayanya jika lahan di Wadas mengalami kerusakan.
Kami juga menanyakan pada Pemerintah Desa Wadas. Namun mereka menjawab bahwa mereka tak tahu apa-apa. Padahal warga tahu, kepala desa ikut sosialisasi dan kami menunggunya hingga 2 bulan, tetapi tak ada sosialisasi rencana penambangan batu andesit.
Editor : M Mahfud