get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasus Cacar Monyet di Jakarta Meningkat Tajam, Warga Depok Diminta Waspada

Waspada! Ditemukan Varian Baru HIV yang Dapat Menjadi AIDS Lebih Cepat dan Mungkin Lebih Menular

Sabtu, 05 Februari 2022 | 07:37 WIB
header img
Ilustrasi: virus HIV. Foto: Live Science/Getty Image

Data urutan genetik virus yang tersedia untuk lebih dari 8.000 individu ini, sekitar 6.700 di antaranya terinfeksi virus subtipe B. Dalam kelompok ini, para peneliti mengidentifikasi 92 individu dengan varian VB yang khas, sehingga totalnya menjadi 109.

Berdasarkan data klinis yang tersedia, 109 orang ini membawa viral load 3,5 kali lipat hingga 5,5 kali lipat lebih tinggi dari orang yang terinfeksi dengan jenis subtipe B lainnya. Pada saat didiagnosis, orang yang terinfeksi varian VB sudah memiliki jumlah CD4 yang lebih rendah dari mereka yang terinfeksi jenis lain. 

Jadi, dibandingkan dengan orang lain yang baru didiagnosis dengan HIV, jumlah CD4 orang yang terinfeksi VB lebih rendah dan turun lebih cepat.

Untuk menjelaskan bagaimana peningkatan tajam dalam virulensi ini muncul, para peneliti kembali ke genom varian VB untuk mencari petunjuk, dan mereka menemukan bahwa varian tersebut membawa banyak mutasi, tersebar di seluruh genomnya, sehingga untuk saat ini, mereka tidak dapat menentukan satu penyebab genetik yang terisolasi untuk peningkatan virulensi virus.

"Tidak mungkin satu mutasi atau bahkan satu gen yang bertanggung jawab atas perubahan ini," kata Joel Wertheim, seorang profesor kedokteran di University of California, San Diego, yang tidak terlibat dalam penelitian. 

Dalam penelitiannya, tim peneliti mampu membuat diagram yang disebut pohon filogenetik yang disusun berdasarkan data genetik yang tersedia.

"Diagram itu sangat mirip dengan pohon keluarga normal untuk manusia. Ini menunjukkan seberapa dekat individu yang berbeda terkait satu sama lain," kata Wymant. 

Berdasarkan pohon filogenetik ini, tim memperkirakan bahwa varian VB kemungkinan pertama kali muncul pada akhir 1980-an atau 1990-an di Belanda. Sekitar waktu itu, pengobatan antiretroviral pertama untuk HIV baru saja disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, dan pengobatan yang menggunakan kombinasi antiretroviral belum tersedia, menurut tinjauan 2019 di jurnal Health Affairs.

“Selama dekade ini, akan ada prevalensi tinggi orang terinfeksi HIV yang tidak diobati yang tidak ditekan virusnya di Eropa Barat. Jumlah orang yang tidak ditekan virusnya tinggi ini akan memberikan populasi virus yang besar di mana varian baru bisa muncul," kata kata Atkins.

Pohon itu menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi varian VB membawa "virus yang sangat erat hubungannya satu sama lain". Temuan ini sekaligus menunjukkan bahwa evolusi virus kecil terjadi antara saat seseorang memperoleh virus dan titik ketika mereka menularkannya kepada orang lain.

Dengan kata lain, selain sangat virulen, varian VB mungkin juga lebih menular daripada versi HIV lainnya, meski temuan ini kurang meyakinkan dibandingkan bukti peningkatan virulensi, karena pohon tersebut hanya memberikan bukti tidak langsung tentang penularan virus.

Dari temuan tim peneliti juga terungkap kalau setelah varian VB muncul pada tahun 1980-an atau 1990-an, jumlah orang yang terinfeksi varian ini terus meningkat hingga sekitar tahun 2010. Pada saat yang sama, proporsi kasus VB baru di antara semua kasus subtipe B baru mulai meningkat. Peningkatan ini mencapai puncaknya sekitar tahun 2008 dan kemudian terus menurun.

“Ini kemungkinan besar merupakan hasil sampingan dari upaya kuat di Belanda untuk mengurangi penularan HIV apa pun, terlepas dari variannya,” kata Wymant. 

Jumlah absolut dari diagnosis VB dan non-VB menurun saat ini, tetapi Wymant mengakui kalau ada beberapa ketidakpastian dalam data mengenai rasio pasti infeksi VB dan non-VB.
 

Editor : Rohman

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut