get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Tips Simple Bikin Awet Baterai Smartphone, Yuk Simak

Profesi Jurnalis Rentan Terkena Depresi, Begini Cara Bangun Kesehatan Mental yang Baik

Selasa, 19 Desember 2023 | 11:41 WIB
header img
dr. Lahargo Kembaren, SpKJ dalam acara Year End Media Gathering Johnson & Johnson Indonesia 2023 “Minds The News: Supporting Mental Health in the Media Landscape” menyampaikan materi “The Importance of Mental Health Awareness and Advocacy”. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsDepok.id  – Rasa lesu, sedih terus-menerus, kehilangan minat pada hobi, dan sulit berkonsentrasi, perasaan yang seringkali diabaikan dan tidak segera diatasi dengan serius. Padahal, bisa jadi itu merupakan pertanda kalau seseorang sedang mengalami depresi atau gangguan kesehatan mental.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 31 negara termasuk Indonesia, sebanyak 44% responden menilai bahwa kesehatan mental adalah masalah kesehatan yang saat ini paling dikhawatirkan. WHO memperkirakan sekitar 3.8% atau 280.000.000 penduduk dunia mengalami depresi.

Sebuah studi pada tahun 2020 yang dilakukan oleh Reuters Institute for the Study of Journalism dan University of Toronto terhadap 73 jurnalis dari organisasi berita internasional, menunjukkan bahwa 70 persen diantaranya menderita tekanan psikologis pada tingkat tertentu dan tanggapannya menunjukkan bahwa 26 persen memiliki kecemasan yang signifikan secara klinis sesuai dengan diagnosis tersebut. Generalized Anxiety Disorder yang meliputi gejala khawatir, perasaan gelisah, insomnia, konsentrasi buruk, dan kelelahan.

Depresi sendiri 50% lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Di seluruh dunia, lebih dari 10% wanita hamil dan baru melahirkan, mengalami depresi. Lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Bunuh diri adalah penyebab kematian keempat pada kelompok usia 15-29 tahun.

Jurnalis sebagai salah satu profesi yang rentan terkena depresi karena sifat pekerjaan terus mengejar deadline, meliput konflik, bencana, kekerasan, kriminal, dan mobilitas tinggi dapat mengakibatkan kecemasan, kelelahan, trauma, depresi bahkan gangguan stres paska trauma (PTSD).

Dalam wawancara yang dilakukan oleh Canadian Journalism Forum tentang Kekerasan dan Trauma kepada 1000 pekerja media, menemukan 69% pekerja media melaporkan sendiri bahwa mereka menderita kecemasan dan 46% depresi.

"Kita perlu memahami pentingnya kesehatan mental. Depresi adalah masalah kejiwaan yang dapat ditangani dan disembuhkan apabila segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Sehingga tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri ke tenaga medis profesional apabila merasakan gejala seperti lesu, sedih terus-menerus, kehilangan minat pada hobi, sulit berkonsentrasi, dan yang terburuk adalah berulang-ulang memikirkan kematian. Pasien disarankan segera memeriksakan diri dan jangan melalukan self-diagnose karena dapat memperparah gejala,” kata dr. Lahargo Kembaren, SpKJ dalam acara Year End Media Gathering Johnson & Johnson Indonesia 2023 “Minds The News: Supporting Mental Health in the Media Landscape” yang menyampaikan materi “The Importance of Mental Health Awareness and Advocacy” pada Kamis, 14 Desember 2023 di Jakarta.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut