Namun, Elisa mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia terkait dengan hilirisasi yang mana menurutnya hilirisasi ini dapat menambah nilai jual dan memberikan multiplier effect ke berbagai sektor.
“Berdasarkan data yang saya dapat bahwa baik yang sudah beroperasi, dalam masa konstruksi, dan ingin dibangun, terakumulasi mencapai 116 smelter nikel di Indonesia. Jika saya ambil contoh misal nilai nikel ore mentah saja dihargai USD 30/ton ketika menjadi Nikel Pig Iron (NPI) naik 3,3 kali mencapai 90 dolar AS/ton, menjadi Ferronikel 6.76 kali atau setara 203 dolar AS/ton terus menjadi Niikel Matte naik nilai tambahnya menjadi 43,9 kali atau 3.117 dolar AS/ton lebih. Ia mengatakan, sekarang Indonesia sudah punya smelter menjadikan MHP sebagai bahan baku baterai nilai tambahnya sekitar 120,94 kali (USD 3628/ton),” imbuhnya.
Alam Anugrah Ramadhan salah satu peserta dalam bedah buku tersebut memberikan pendapatnya bahwa forum ini dapat membuka pemahaman kita terkait dengan potensi nikel di Indonesia.
“Bedah buku ini memberikan pemahaman baru bagi saya selaku mahasiswa hukum mengenai pentingnya pemahaman terhadap WTO rules dan potensi nikel Indonesia di dunia Internasional,” Ujar Alam sebagai mahasiswa hukum UNSOED.
Editor : M Mahfud