FAJARDO, iNews.id - Subriel Matias tidak pernah membayangkan bahwa ia akan menjadi juara dunia saat memulai karir di dunia tinju profesional. Bagi Matias, meraih gelar juara dunia adalah suatu ide yang tidak masuk akal.
Namun, pandangan petinju asal Puerto Rico ini mulai berubah ketika ia diberi kesempatan untuk bertanding melawan Jeremias Ponce dalam pertarungan untuk merebut gelar kelas ringan super atau kelas welter junior versi IBF yang kosong.
Dalam pertarungan yang berlangsung pada bulan Februari yang lalu, Matias berhasil meraih kemenangan dengan menghentikan Ponce di ronde kelima.
Gelar IBF menjadi kosong setelah sang juara yang tidak terkalahkan di kelas welter junior, Josh Taylor, harus melepaskan sabuk WBC/WBA Super/IBF karena tidak dapat memenuhi pertarungan wajib.
Josh Taylor sendiri tidak dapat menjalani pertarungan wajib tersebut karena memilih untuk mengincar pertarungan ulang melawan Jack Catterall, yang akhirnya tidak terjadi.
Dengan dilepasnya ketiga sabuk juara utama dari Josh Taylor, ini menjadi awal dari kesuksesan Matias. Bahkan setelah meraih sabuk IBF, Matias merencanakan prestasi berikutnya. Petinju dengan rekor 19-1 (19KO) ini ingin menghadapi para juara kelas welter junior lainnya.
Di antara mereka adalah Regis Prograis (juara WBC), Teofimo Lopez (WBO). Sementara itu, juara kelas welter junior WBA saat ini adalah Rolando Romero. Teofimo Lopez sendiri meraih gelar WBO setelah mengalahkan Josh Taylor pada bulan Juni yang lalu.
Namun yang menarik, lawan yang paling ditekankan oleh Matias di luar para juara dunia adalah juara kelas ringan yang tidak terkalahkan, Devin Haney, yang dikabarkan akan naik ke divisi kelas welter junior.
"Devin Haney, saya ingin bertarung denganmu. Saya sangat menginginkan pertarungan ini. Berikan saya kesempatan," ujar Matias, seperti yang dilaporkan oleh Boxing Scene pada hari Selasa, tanggal 15 Agustus 2023.
Devin Haney sendiri belum secara resmi meninggalkan posisinya sebagai juara kelas ringan, tetapi ia mengindikasikan minatnya untuk mencoba peruntungan di kelas welter junior.
Jika hal itu terjadi, nampaknya Matias harus menunggu giliran, karena tujuan pertama Haney adalah melawan Prograis.
Pihak Prograis menuduh bahwa tim Haney memperlambat proses negosiasi. Namun, pada akhirnya, Matias berharap masalah ini dapat diselesaikan sehingga mereka dapat bertemu di atas ring.
Menurut Matias, meskipun Prograis memiliki kekuatan yang bisa meruntuhkan gedung, ia yakin bahwa kemampuan Haney pada akhirnya akan membuahkan hasil.
"Saya antusias menghadapi Devin Haney dalam pertarungan ini," tutup Matias.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta