get app
inews
Aa Text
Read Next : Resmi Dipangkas, Kini Jawa Tengah Menjadi Provinsi di Jawa yang Tidak Memiliki Bandara Internasional

Kenapa Tanah Lapang untuk Area Bermain Semakin Berkurang di Indonesia?

Minggu, 13 Agustus 2023 | 08:32 WIB
header img
Aktifitas bermain anak di kampung yang kini semakin menghilang. Foto: Ist

DEPOK, iNewsDepok.id Dalam era urbanisasi yang terus berkembang, fenomena penurunan luas tanah lapang untuk bermain semakin memperihatinkan.

Tanah lapang merupakan tempat bermain yang sangat penting bagi anak-anak dan remaja, serta sebagai tempat berkumpul bagi masyarakat dalam berbagai aktivitas olahraga dan rekreasi.

Namun, sayangnya kita dapat melihat bagaimana luas tanah lapang semakin berkurang di sekitar kita. Berbagai faktor penyebab dapat kita identifikasi dalam tren ini.

Pertama, perkembangan perkotaan yang pesat memberikan tekanan dan kebutuhan untuk memanfaatkan setiap inci lahan yang tersedia.

Pembangunan gedung-gedung apartemen, perkantoran, dan pusat perbelanjaan, yang semakin menjamur, membuat tanah lapang berkurang secara signifikan.

Pemerintah dan pengembang properti sering kali lebih memilih membangun infrastruktur yang secara finansial menguntungkan, daripada mempertahankan lahan terbuka yang tidak memberikan penghasilan langsung.

Hasilnya, kita melihat rumah-rumah tinggal digusur untuk memberi ruang bagi bangunan yang lebih besar dan lebih menguntungkan.

Selain itu, perubahan gaya hidup juga memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kebutuhan akan tanah lapang. Dalam era teknologi digital, banyak anak-anak dan remaja lebih memilih menghabiskan waktu mereka di depan layar gadget atau komputer.

Budaya bermain dan berkegiatan di luar rumah semakin ditinggalkan, dan tanah lapang menjadi kurang diminati. Semakin sedikit orang yang menyadari pentingnya bermain di luar rumah, terutama bagi perkembangan fisik dan sosial anak-anak. Hal ini telah menyebabkan minat yang menurun dalam menjaga tanah lapang yang ada.

Selain itu, kurangnya perhatian pemerintah dan lembaga terkait juga turut berkontribusi dalam penurunan luas tanah lapang. Keterbatasan dana dan perhatian yang diberikan kepada ruang terbuka hijau menyebabkan kurangnya upaya dalam melestarikan tanah lapang yang ada.

Pemerintah cenderung lebih fokus pada pembangunan infrastruktur dan memajukan sektor ekonomi daripada mempertahankan tanah lapang yang tidak memberikan secara langsung pendapatan bagi negara. Kurangnya kebijakan perlindungan untuk tanah lapang juga membiarkan pengembang bebas mengubah nasib tanah lapang menjadi bangunan peruntukan lainnya.

 

Untuk mempertahankan tanah lapang sebagai ruang bermain yang penting dalam kehidupan kita, dibutuhkan peran serta semua pihak terkait. Pemerintah harus memiliki kebijakan yang melindungi tanah lapang dan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pemeliharaannya.

Lebih banyak ruang terbuka hijau harus diintegrasikan dalam rencana tata ruang kota, sehingga masyarakat dapat menikmatinya. Masyarakat juga harus menyadari pentingnya tanah lapang dan melestarikannya, serta mempromosikan gaya hidup yang lebih aktif di luar ruangan.

Penurunan luas tanah lapang untuk bermain merupakan trend yang mengkhawatirkan dalam perkembangan urbanisasi. Faktor-faktor seperti perkembangan perkotaan, perubahan gaya hidup, dan kurangnya perhatian dari pemerintah menjadi penyebab utama fenomena ini.

Namun, dengan kerja sama semua pihak, kita dapat mempertahankan dan memperluas ruang terbuka hijau sehingga anak-anak dan masyarakat umum dapat tetap menikmati manfaat yang ditawarkan oleh tanah lapang untuk bermain di sekitar kita.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut