FRANKFURT, iNewsDepok.id - Memperingati Hari Lahir Pancasila di Frankfurt, Jerman, organisasi masyarakat, perhimpunan pelajar, partai politik, dan penyelenggara Pemilu di Jerman mengisi acara Simposium dan Deklarasi Pemilu Damai dan Bermartabat.
Acara dilakukan di Ruang Serbaguna KJRI Frankfurt pada Sabtu 10 Juni 2023, berlangsung secara hybrid sejak 10.00 CET hingga 14.00 CET.
"Deklarasi dirangkaikan dengan Peringatan Hari Pancasila untuk memberi penekanan makna Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap bersatu bagi setiap elemen masyarakat Indonesia terutama yang ada di Jerman menjelang Pemilu 2024 mendatang," kata Ketua Panitia Acara Wahid Abdulrahman, yang juga LTN PCI Nahdlatul Ulama Jerman.
Hadir dalam kegiatan beberapa komunitas Indonesia lintas agama di Jerman yaitu PCI NU, Merah Putih Sejati/Merpati, PCI Muhammadiyah, Masyarakat Muslim Indonesia Frankfurt, Gereja Misi Indonesia Frankfurt, Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main, Persatuan Kristen Indonesia Koln, Persatuan Kristen Indonesia/PERKI Nordrhein-Westfalen, Nyama Braya Bali, Persatuan Masyarakat Indonesia-Frankurt (Permif), Senioren Lansia Indonesia (Selindo), GUSDURian Deutschland, PPI Frada, PPI Bonn, PPI Munchen, Kelas Anak Indonesia, Perhimpunan Mahasiswa Papua Jerman, ICMI Eropa Raya.
Selain itu, acara deklarasi juga diikuti oleh beberapa pengurus partai politik di luar negeri seperti, Partai Demokrasi Indonesia, Perjuangan Jerman, Perwakilan Partai Solidaritas Indonesia Jerman, Perwakilan Partai Nasdem di Jerman. Deklarasi Pemilu Damai dan Bermartabat disaksikan oleh Konjen Frankfurt Acep Somantri bersama PPLN dan Panwaslu LN Frankfurt.
Dalam acara yang mengambil tema Membumikan Pancasila untuk Pemilu Damai Bermartabat ini, para peserta kegiatan sepakat dan berikrar :
1. Saling menghormati, menjaga persatuan dan menjunjung semangat gotong royong.
2. Ikut mendukung penyelenggaraan Pemilu berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
3. Berpartisipasi aktif dalam semua tahapan Pemilu dengan penuh tanggung jawab dan integritas.
4. Menolak segala bentuk praktik politik uang, polarisasi dan politisasi suku, agama, ras dan golongan.
5. Tidak menyebarluaskan berita palsu atau hoaks.
Konjen RI di Frankfurt, Acep Somantri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa jumlah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih di wilayah kerja Frankfurt yang mencapai lebih dari 14.000 merupakan terbanyak di Jerman dan salah satu terbesar di Uni Eropa selain Den Haag.
"Semangat perdamaian dan kekeluargaan antar elemen organisasi masyarakat penting untuk terus dibangun sebagai salah satu wujud pembumian nilai-nilai Pancasila," kata Acep
Dr. Jofi Puspa, Ketua Merah Putih Sejati (Merpati) menyampaikan bahwa narasi yang menjadikan agama untuk meraih suara dan dukungan politik, saling menghujat, dan polarisasi potensial marak terutama menjelang pemilihan Presiden.
"Untuk mencegah dampak buruknya, maka Pancasila penting untuk dijadikan nafas dan langkah gerak setiap warga Indonesia, sehingga tidak semata sebagai hafalan," tegas Jofi.
Romo Benny Susetyo anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang hadir secara online menyampaikan bahwa kunci Pemilu damai adalah dengan mendasarkan Pancasila.
"Partai politik harus mampu mengendalikan tim sukses dan tim media sosial dan tidak menyebarkan hoaks. Selain itu perlu ada partisipasi publik dalam menjaga moralitas masyarakat dengan secara aktif mengadakan votes education untuk mewujudkan pemilih yang cerdas. Tidak kalah pentingnya juga peran para penggiat media sosial, perlu menjadi komunitas pemutas kata bukan pengiya kata, " harap Benny.
Mewakili penyelenggara, Ketua PCI Nahdlatul Ulama Jerman, M. Rodlin Billah, menyampaikan bahwa Pemilu sebagai salah satu puncak dari demokrasi di Indonesia sedang terus berproses menuju kondisi yang lebih baik.
"Di tengah proses tersebut, Pancasila memiliki peran penting sebagai pemandu utama demokrasi di Inndonesia. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari dilaksanakannya peringatan dan deklarasi tersebut adalah memberikan pemahaman yang baik kepada diaspora di Jerman tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dikontekstualkan dalam proses Pemilu," kata Gus Oding, panggilan akrabnya.
Editor : M Mahfud