Konjen RI di Frankfurt, Acep Somantri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa jumlah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih di wilayah kerja Frankfurt yang mencapai lebih dari 14.000 merupakan terbanyak di Jerman dan salah satu terbesar di Uni Eropa selain Den Haag.
"Semangat perdamaian dan kekeluargaan antar elemen organisasi masyarakat penting untuk terus dibangun sebagai salah satu wujud pembumian nilai-nilai Pancasila," kata Acep
Dr. Jofi Puspa, Ketua Merah Putih Sejati (Merpati) menyampaikan bahwa narasi yang menjadikan agama untuk meraih suara dan dukungan politik, saling menghujat, dan polarisasi potensial marak terutama menjelang pemilihan Presiden.
"Untuk mencegah dampak buruknya, maka Pancasila penting untuk dijadikan nafas dan langkah gerak setiap warga Indonesia, sehingga tidak semata sebagai hafalan," tegas Jofi.
Romo Benny Susetyo anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang hadir secara online menyampaikan bahwa kunci Pemilu damai adalah dengan mendasarkan Pancasila.
"Partai politik harus mampu mengendalikan tim sukses dan tim media sosial dan tidak menyebarkan hoaks. Selain itu perlu ada partisipasi publik dalam menjaga moralitas masyarakat dengan secara aktif mengadakan votes education untuk mewujudkan pemilih yang cerdas. Tidak kalah pentingnya juga peran para penggiat media sosial, perlu menjadi komunitas pemutas kata bukan pengiya kata, " harap Benny.
Mewakili penyelenggara, Ketua PCI Nahdlatul Ulama Jerman, M. Rodlin Billah, menyampaikan bahwa Pemilu sebagai salah satu puncak dari demokrasi di Indonesia sedang terus berproses menuju kondisi yang lebih baik.
"Di tengah proses tersebut, Pancasila memiliki peran penting sebagai pemandu utama demokrasi di Inndonesia. Oleh karena itu, salah satu tujuan dari dilaksanakannya peringatan dan deklarasi tersebut adalah memberikan pemahaman yang baik kepada diaspora di Jerman tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila dikontekstualkan dalam proses Pemilu," kata Gus Oding, panggilan akrabnya.
Editor : M Mahfud