Makanan vegan ini terbuat dari biji kedelai yang difermentasikan dengan ragi tempe. Lewat proses fermentasi tersebut biji kedelai mengurai menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna tubuh.
Dalam mengolah tempe goreng, tempe diiris dengan ketebalan tertentu, lalu direndam dengan cairan bumbu agar ada cita rasa lezat, lalu digoreng. Tempe juga bisa digoreng dengan tepung maupun tempe mendoan.
Di samping digoreng, tempe juga bisa diolah dengan cara lain. Misalnya dibuat tumis/oseng tempe, tempe bacem, sayur tempe, tempe orek, tempe goreng kering, dan lain sebagainya.
Adapun kandungan gizi tempe tidak berbeda dengan daging sapi, sehingga tempe disebut sebagai superfood. Kandungan tempe di antaranya kalsium dan zat besi yang tinggi.
Berdasarkan laporan Badan Standardisasi Nasional (BSN), tempe seutuhnya berasal dari Indonesia, bukan makanan yang dibawa oleh negara lain yang masuk ke Indonesia.
Tidak jelas kapan pertama kali tempe dibuat, tapi sejak beradab-adab silam, makanan tradisional ini sudah dikenal masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.
"Dalam manuskrip Centhini, ditemukan bahwa masyarakat Jawa pada abad ke-16 telah mengenal tempe," demikian berdasarkan laporan BSN, seperti dikutip iNewsDepok.id pada Kamis (4/5/2023).
Dalam manuskrip disebutkan, tempe sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Asal usul kata tempe diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno.
Pada masyarakat Jawa Kuno, dikenal suatu makanan berwarna putih yang terbuat dari sagu, makanan itu bernama tumpi. Makanan bernama tumpi itu dipercaya punya kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani