Adapun nama Citambur dihubungkan dengan legenda yang berkembang terkait dengan Prabu Tanjung Sanghyang Anginan. Konon, sang Prabu kerap mengunjungi curug tersebut untuk bersemedi dan bersuci.
Kedatangan sang Prabu diikuti oleh para pengikutnya yang menabuh alat musik dogdog atau tambur. Saking ramai dan kerasnya, bunyi tambur dapat terdengar hingga ke pelosok desa.
Adapun kisah lainnya, nama curug dengan ketinggian lebih dari 1.400 mdpl ini berasal dari suara deburan air di atas tebing yang jatuh dan menghujam bebatuan. Bunyi air tersebut menyerupai suara tambur, sehingga curug tersebut dikenal dengan nama Curug Citambur.
Rumah sangat sederhana
Viral rumah dengan pemandangan indah bak surga. Foto: tangkapan layar Youtube
Rumah Abah Jajang tersebut sangat sederhana. Bila dilihat dari foto dan video yang beredar di dunia maya, rumah tersebut hanya berupa bangunan sederhana dan terkesan sangat tradisional.
Rumah yang terbuat dari bilik bambu itu memiliki luas 9 meter dan sudah ditempati selama 28 tahun oleh Abah Jajang dan keluarganya.
Pernah ditawar hingga Rp2,5 miliar
Meski sederhana, rumah Abah Jajang tersebut sempat ditawar dengan harga Rp2,5 miliar oleh orang Australia. Bahkan, beberapa pihak dari Kota Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta juga berniat membeli rumah Abah Jajang.
Tawaran selangit yang dilayangkan kepada rumah Abah Jajang karena rumah tersebut memiliki pemandangannya yang sangat indah.
Mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Barat
Meski rumahnya ditawar dengan harga selangit, Abang Jajang enggan menjualnya dan memilih untuk tetap mempertahankan rumah tersebut. Keputusan Abah Jajang untuk tidak menjual rumah itu diapresiasi langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu sempat berkunjung ke rumah Abah Jajang dengan mengendarai sepeda motor. Menurut Kang Emil, Abah Jajang sudah sangat merasa bahagia secara lahir batin di rumahnya. Jadi, bahagianya bukan lagi soal uang.
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani