DEPOK, iNewsDepok.id -Luwesnya pedagang di kawasan Stasiun Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Jika di hari biasa mereka menjual sarapan, kini di bulan Ramadan beralih menjual menu buka puasa dan laris manis.
Aisyah bisa menjadi contoh pertama. Perempuan paruh baya itu, sudah lama berdagang makanan dan minuman di Stasiun Depok. Lokasi lapaknya, paling dekat dengan mulut stasiun, berseberangan dengan area Anjungan Tunai Mandiri (ATM), yang satu atap dengan stasiun.
Selama bertahun-tahun, ia bersama dua rekannya, berdagang makanan dan minuman untuk kebutuhan sarapan para pekerja, yang menggunakan transportasi kereta Commuter Line. Sehabis subuh, mereka sudah menggelar dagangan. Kereta pertama dari Stasiun Depok menuju arah Jakarta Kota, pukul 04.36 WIB.
BACA JUGA:
Berburu Takjil di Pasar Takjil Depan Masjid Al Huda Cimanggis Depok
Ada arem-arem, aneka gorengan, risoles, panada, hingga nasi uduk yang sudah dikemas. Para pekerja membeli yang mereka butuhkan, kemudian naik kereta, lantas menyantap menu sarapan tersebut di kantor masing-masing.
Aisyah dan para pedagang makanan-minuman di Stasiun Depok, umumnya mulai menggelar dagangan sejak pukul 15.30 WIB. Artinya, jam berjualan langsung berubah, materi dagangan berubah, mengikuti ritme konsumen. Bukan hanya berubah.
Daud, misalnya. Pada hari-hari biasa, pria itu berdagang minuman susu jahe merah. Begitu masuk Ramadan, ia mengganti dagangannya menjadi Bubur Sumsum Candil. “Susu jahe merah kan cocoknya untuk pagi hari, untuk menghangatkan badan. Kalau Ramadan kan orang maunya berbuka dengan yang manis-manis dan dingin,” ungkap Daud sembari melayani pembeli.
Secara posisi, Stasiun Depok agak menjorok ke dalam, dari Jalan Kartini yang menjadi jalan utama. Jalan yang menjorok itu bernama Jalan Stasiun, sepanjang sekitar 300 meter. Nah, di sepanjang kiri-kanan Jalan Stasiun itulah berdiri beragam kios serta tenda dan gerobak para pedagang.
Boleh dibilang, mereka adalah pedagang permanen, yang dengan luwes meng-upgrade dagangan, begitu memasuki Ramadan. Selain Daud, yang mengganti dagangannya menjadi Bubur Sumsum Candil, ada juga yang mengambil langkah serupa.
BACA JUGA:
Kampoeng Ramadhan Hadir di Depok
Ada pedagang gorengan, yang beralih menjadi penjual ikan basah, seperti ikan tongkol, kerang hijau, dan cumi-cumi. Ada juga penjual kue, yang pada Ramadan ini menjual ayam potong. Dengan kata lain, para pedagang di Stasiun Depok, berupaya merespon Ramadan dengan strategi masing-masing, agar tetap mendapatkan cuan.
Perbedaan harga makanan-minuman di kedua tempat tersebut, berkisar Rp 1.000 hingga Rp 3.000,- Nampaknya, para konsumen yang umumnya adalah para pekerja kantoran di Jakarta, menerima harga yang ditawarkan para pedagang setempat.
Di sepanjang Jalan Stasiun yang membujur sekitar 300 meter tersebut, ada lebih dari 100 pedagang. Ada yang berwujud kios, tenda, dan gerobak. Di momen Ramadan ini, cukup banyak yang berjualan es buah aneka rupa. Rata-rata dibanderol Rp 5.000 per gelas plastik sedang.
Secara kelengkapan menu berbuka puasa, makanan-minuman yang dijual di seputar Stasiun Depok, sangat beragam. Meski konsumen utama mereka adalah para penumpang Commuter Line, ada juga warga yang memang sengaja berburu takjil ke stasiun tersebut.
Editor : M Mahfud