Contohnya, jika kita membeli tiket dari Jakarta ke Purwokerto dengan KA Progo (relasi Pasar Senen - Lempuyangan), tiket tersebut bisa digunakan di rangkaian KA Bengawan (saat itu relasi Tanah Abang - Solo Jebres). Kedua kereta api tersebut sama-sama melintasi Purwokerto.
2. Tidak beli tiket, ikut arisan pasukan PJKA
Tiket kereta ekonomi lawas. Foto: Facebook/Nugrah Dwiyanto
Istilah singkatan PJKA bukan merujuk pada arti sesungguhnya (Perusahaan Jawatan Kereta Api), tetapi merupakan plesetan yang berarti 'Pulang Jum'at Kembali Ahad'. Istilah itu sering ditujukan bagi warga daerah yang bekerja di ibu kota Jakarta, namun sering pulang kampung di akhir pekan.
Nah, bagi kalian pasukan PJKA asal Purwokerto, Kebumen, Yogyakarta atau Semarang pasti akrab dengan istilah arisan gerbong belakang.
Contohnya dahulu terjadi di KA Progo pada hampir setiap akhir pekan. Arisan yang dimaksud di sini adalah, ketika para penumpang yang kehabisan tiket namun ingin pulang, mereka sering naik kereta di gerbong bagian belakang. Di mana di gerbong tersebut terdapat orang yang dianggap pemimpin rombongan.
Bagi kalian yang tidak memiliki tiket, cukup membayar ke ketua rombongan tersebut. Tentu saja, harga di bawah tiket resminya.
Ketua rombongan akan memberikan sandi ke penumpang tersebut, jika berhadapan dengan kondektur. Bukan rahasia umum, ini merupakan permainan antara ketua rombongan dengan kondektur yang bertugas.
Tidak hanya itu, bagi kalian yang ingin mendapatkan tempat duduk biasanya para penumpang akan datang ke gerbong restorasi atau kereta makan, agar mendapatkan tempat duduk. Tentunya ada biaya 'tambahan' yang harus dibayar ke salah satu petugas restorasi
Editor : M Mahfud