GUNUNGKIDUL, iNewsDepok.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Pantai Indrayanti untuk berpose di spot foto ’Sandiaga Uno’. Spot patung yang dibuat menyerupai sosok dirinya.
Kegiatan Mas Menteri -sapaan Sandiaga Uno- tersebut merupakan bagian dari rangkaian program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 di Desa Wisata Tepus, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Desa Wisata Tepus masuk dalam daftar 50 desa wisata terbaik tahun ini. Tujuan penyelenggaraan ADWI yakni sebagai daya ungkit bagi ekonomi desa dan sebagai wahana promosi untuk menunjukkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, serta mendorong daerah untuk dapat menciptakan desa wisata baru selanjutnya di wilayahnya yang dapat membangkitkan ekonomi desa. Kebangkitan ekonomi dari desa-desa untuk membangun Indonesia.
Selain itu, dapat menjaring database desa wisata baru dari pendaftaran di website jejaring desa wisata (Jadesta) yang merupakan website resmi yang dikembangkan oleh Kemenparekraf.
Dari data kegiatan ADWI tahun 2021 terjaring 1.831 data desa wisata yang ada di Indonesia dan target di tahun 2022 adalah 3.000 desa wisata yang diharapkan terjaring sehingga mempermudah pengembangan desa wisata di Indonesia ke depan.
Ini sebagai bukti nyata program unggulan Mas Menteri untuk desa wisata menjadi pilihan. Banyak desa dengan peningkatan jumlah pendaftar desa wisata. Peningkatannya lebih dari 200 persen. Itu menjadi bukti bahwa ADWI menjadi program yang tepat sasaran, manfaat, dan waktu. Program itu juga benar-benar membawa kesejahteraan masyarakat.
Menparekraf Sandiaga mendapat sambutan meriah saat mengunjungi Desa Wisata Tepus. Tampak pula sambutan hangat dari Bupati Gunungkidul Sunaryanta dan jajaran pemerintahan setempat.
Rombongan Mas Menteri juga disambut penari Subomanggolo. Kemudian mendengarkan pemaparan terkait 7 kategori penilaian ADWI oleh pengelola desa.
Setelah itu, Mas Menteri menyambangi Pasar Tiban Desa Wisata Tepus yang menyajikan produk-produk unggulan desa (kuliner, fesyen, kriya). Selama berbelanja, Mas Menteri dan rombongan juga dihibur dengan kesenian unggulan Desa Tepus.
Mas Menteri mengatakan, tahun 2021, Desa Nglanggeran di Gunungkidul terpilih sebagai desa wisata terbaik dunia atau Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah PBB (UNWTO).
"Tahun ini kita merasakan sensasi di pantai, ada juga susur pantai kolaborasi dengan komunitas jeep. Desa Wisata Tepus diharapkan bisa naik kelas menjadi desa wisata dunia, menyusul Nglanggeran dan berdaya saing berkelanjutan," jelasnya.
Sandi menjelaskan, desa wisata yang tergabung di jaring desa wisata terbaik Indonesia berhasil menstimulasi ekonomi daerah, membuka peluang usaha dan lapangan kerja.Tahun lalu, peningkatan kunjungan ke desa wisata mencapai 30 persen.
Bicara potensi wisata, Desa Tepus yang berbatasan langsung dengan Pantai Selatan dengan topografi pegunungan tersebut, cukup beragam.
Untuk menuju desa ini, wisatawan membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam menggunakan roda empat dari Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
Desa Wisata Tepus memiliki beberapa potensi wisata alam, terutama pantai. Di Kelurahan Tepus sendiri, ada 12 pantai yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, 6 di antaranya dikenal dengan sebutan Pantai Perawan karena masih sepi dan belum banyak orang yang mengetahuinya.
Pantai yang masuk dalam Desa Wisata Tepus diantaranya: Pantai Sundak Timur, Pantai Somandeng, Pantai Pulangsawal (Indrayanti), Pantai Trenggole, Pantai Watulawang, Pantai Poktunggal, Pantai Dawut, Pantai Watunene, Pantai Seruni, Pantai Sengkan, Pantai Beling, dan Pantai Cluwakan. Untuk mengunjungi pantai ini, wisatawan hanya dikenakan biaya retribusi Rp 10 ribu.
Sementara destinasi wisata buatan, wisatawan dapat mengunjungi Kampung Bonsai. Hampir semua masyarakat di Desa Tepus melakukan budidaya bonsai jenis Santiki dan Waru. Konon bonsai Santiki dipercaya dapat menolak bala dan menghindari ancaman dari binatang buas. Lalu, ada konservasi Penyu.
Adapun kekayaan seni dan budaya yang mereka warisi dari leluhur adalah seni Jathilan, seni Ketoprak, seni Reog Klasik Mataraman, Rasulan (Bersih Dusun), Gumbregan, budaya Nyadran, Bersih Telaga, Kenduri, Kirim Dowa, Nglengani Pari, Pasang Gawar, dan Larungan.
Dalam kesempatan itu, Mas Menteri berbincang dengan anak-anak dari SLB Puspa Melati. Anak-anak berkebutuhan khusus ini diajarkan membuat ecoprint di sekolahnya. Dan tas yang digunakan oleh Mas Menteri saat berkunjung ke Desa Wisata Tepus ini pun merupakan hasil karya mereka.
Mas Menteri juga menyaksikan kesenian tarian tradisional kolosal Reog Gunungkidul. Tarian Reog menunjukkan semangat gotong royong warga menghadapi kerasnya tantangan alam kawasan karst.
Pengelola desa dalam kesempatan itu juga memperkenalkan Tim SAR Satlinmas Istimewa yang bertugas menjaga keamanan dan keselamatan di destinasi wisata tersebut. Selain berbincang-bincang, Mas Menteri juga menyaksikan kebolehan Tim SAR melakukan atraksi Jetski.
Kepada awak media, Mas Menteri mengaku takjub dengan keindahan alam dan budaya di Gunungkidul.
“Ini adalah paket lengkap nature and culture. Ada produk ekonomi kreatif unggulan dan sudah terbangun ekosistem dari segi homestay. Kami juga melihat masyarakat disini sudah merasakan pariwisata membuka peluang meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya.
Menparekraf dan Bupati Gunungkidul sepakat untuk meningkatkan kesejahteraan UMKM di destinasi wisata dan sentra ekonomi, antara lain dengan pelatihan, pendampingan, dan bantuan pemasaran.
"Kita akan pastikan memberikan peluang agar penghasilan masyarakat meningkat,” imbuh Sandi.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap, kunjungan Menparekraf berdampak positif terhadap pertumbuhan dan ekonomi di Gunungkidul.
“Dengan bantuan semua pihak dan masyarakat, mudah-mudahan Gunungkidul menjadi lebih baik dari hari ini,” doanya.
Editor : M Mahfud