JAKARTA, iNewsDepok.id - Menikah dengan pasangan duda yang sudah punya anak memang tidak mudah. Menikah dengan seseorang yang sudah punya pengalaman berumah tangga sebelumnya, bahkan memiliki anak, akan berbeda dibandingkan menikah dengan pasangan yang masih single.
Bisa jadi dalam pernikahan nanti akan banyak drama dan masalah yang akan terjadi, termasuk persoalan anak sambung. Tapi, percayalah bahwa setiap masalah itu ada solusinya. Demikian pula jika menikahi duda atau seseorang yang sudah memiliki anak. Psikolog Saskhya Aulia Prima mengungkapkan tidak ada masalah yang tak ada solusinya selama mau dibicarakan baik-baik. Berikut kiatnya:
Pertama, menikahi seseorang yang sudah punya anak akan sangat dipengaruhi salah satunya dari bagaimana Anda bisa dekat dengan anak pasangan. Sebab, bagaimanapun Anda akan menjadi bagian hidup si anak.
Selain itu, jika hubungan di antara kalian cukup baik, yang ditandai dengan mampu menghadapi masalah menggunakan kepala dingin dan berujung kesepakatan, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan untuk menikah dengan orang yang sudah memiliki anak.
"Pastikan si anak menyadari kehadiran Anda, karena pada akhirnya Anda akan menjadi bagian dari hidupnya. Jadi, penting untuk bisa masuk dan diterima dengan baik oleh si anak," tutur Saskhya, seperti dikutip dari Sindonews, pada Kamis (28/7/2022).
Menurut Saskhya, persetujuan anak dalam hubungan Anda dan pasangan penting untuk didapatkan. Pasalnya, jika hal ini diabaikan, maka besar kemungkinan akan menjadi masalah di kemudian hari yang bisa mempengaruhi keharmonisan rumah tangga.
Saskhya menyarankan juga agar sebisa mungkin pendekatan kepada si anak dilakukan sebelum pernikahan terjadi. Ini pun meminimalisir konflik.
"Jangan dekat-dekat ke momen pernikahan baru mencoba dekat dengan anaknya. Ini berpotensi menciptakan masalah, walau karakter anak tidak ada yang sama. Tapi, ada baiknya memang sudah dekat dengan anak sebelum hari bahagia tiba," saran sang psikolog.
"Kalau anak nggak setuju, nanti jadi masalah berkepanjangan. Ini bahkan bisa memberi dampak ke tumbuh kembang si anak," lanjut Saskhya.
Kedua, Konseling Pranikah. Sementara jika kasusnya pada hubungan Anda dan pasangan ada masalah yang mengganjal serta susah sekali menemukan titik tengah atau solusi, dia merekomendasikan untuk Anda beserta pasangan menjalani konseling pranikah.
Konseling pranikah diperlukan untuk menemukan titik tengah yang mungkin sulit dicapai. Pada beberapa kasus, misal soal konsep pernikahan, ada perbedaan pandangan antara Anda yang masih single dengan pasangan yang sudah menikah sebelumnya.
Misalnya, Anda mungkin mau pernikahan dengan pesta supermeriah, tapi pasangan yang mana dia sudah tahu bagaimana pesta pernikahan maunya pernikahan dilangsungkan secara sederhana.
“Ini kan masalah dan harus dicari solusinya. Itu kenapa konseling pranikah penting," jelas Saskhya.
Ketiga, komunikasi dengan pasangan dan anaknya, terutama bila anak sudah remaja. Saskhya menegaskan, bahwa dalam menjalin hubungan dengan seseorang yang sudah punya anak, komunikasi yang terjalin harus baik bukan hanya ke pasangan, tapi juga ke anak. Jangan sampai anak menjadi kendala Anda mengarungi bahtera rumah tangga.
Pada kasus pasangan yang anaknya sudah remaja, kondisi penerimaan yang sulit tercapai sangat sering terjadi. Kalau sudah begini, Saskhya menyarankan agar mencari pertolongan profesional untuk mencari solusi.
"Dengan konseling, nanti ketahuan pola apa yang tepat agar si anak yang susah menerima Anda bisa ada peluang untuk dekat dengan Anda," ujarnya.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul "Akan Menikah dengan Pasangan Sudah Punya Anak seperti Sule dan Nathalie Holscher? Ini Saran Psikolog agar Hubungan Lancar
Editor : Kartika Indah Kusumawardhani