Dalam kesempatan tersebut, Sandi mengapresiasi para pelaku usaha kecil menengah (UMKM) yang memiliki produk-produk berkualitas. Selain itu, dia juga menyapa dalang cilik Zahria yang mengalami kendala dalam berkarya karena perangkat pendukung belum memadai.
”Tadi adik Zahria terharu rupanya. Sekarang, jangan terharu adik Zahria. Sekarang sudah ada speaker portable yang baru dan tidak perlu pakai kabel lagi karena sudah pakai bluetooth,” ujar Sandi seraya menyerahkan hadiah tersebut kepada Zahria. Itu sebagai bentuk dukungan Kemenparekraf dalam pengembangan seni dan budaya lokal.
Untuk diketahui, Desa Buwun Sejati memiliki potensi alam dan budaya beragam. Buwun Sejati memiliki letak yang strategis. Berada di pinggir hutan membuat desa tersebut kaya sumber air yang dijadikan obyek wisata. Wisata alam Aik Nyet dengan hutan Mahoni dan juga terdapat pemandian alam yang airnya bersumber dari mata air alami. Selain itu, desa tersebut memiliki wisata alam air terjun Tibu Atas.
Sementara di sektor seni dan budaya, Desa Buwun Sejati dikenal dengan keberagamannya. Perpaduan budaya Sasak dan ajaran agama Hindu menjadi harmonisasi budaya yang indah. Di antaranya, Sanggar Jatisware yang merupakan satu-satunya sanggar seni yang mengajarkan anak-anak sejak dini menjadi dalang profesional. Ada pula Kesenian Baleganjur. Itu adalah salah satu ensamble gamelan Bali. Kemudian Rindik yang merupakan salah satu alat musik tradisional Bali dan telah menjadi ciri khas budaya Bali dan dikembangkan oleh masyarakat Hindu desa Buwun Sejati.
Desa tersebut juga memiliki kekayaan kuliner hingga kriya yang dapat menjadi oleh-oleh bagi para wisatawan. Seperti, Sate Bulayak, Gula Semut, Madu Trigona, Kopi Aik Nyet, kain tenun khas Desa Buwun Sejati, Dulang Kayu, dan anyaman Ketak.
Bicara homestay, pelancong disediakan tiga rumah singgah yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap. Destinasi wisata di desa itu telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.
Dalam kesempatan tersebut, Sandi juga menjawab pertanyaan awak media terkait bagaimana upaya Kemenparekraf menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan, guna mendukung keberlangsungan Desa Wisata Buwun Sejati. ”Kami bekerja sama dengan begitu banyak komunitas. Dengan komunitas Zero Waste tadi, ya. Untuk mendidik masyarakat sadar wisata itu adalah kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan berkelanjutan lingkungan. CHSE dan tadi sudah kita berikan paketnya. Dan kita tidak bisa sendiri. Pak Bupati, Ibu Ketua, Pak Kadis, kita harus merangkul komunitas masyarakat dan media. Jadi, ada atau tidaknya wisatawan itu harus kita hadirkan Buwun Sejati yang betul-betul menarik hati. Kami menghadirkan solusi,” seru Sandi.
Editor : M Mahfud