JAKARTA, iNewsDepok.id -Ada yang unik dari salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, Minggu (19/06). Sejumlah tentara dari berbagai belahan dunia, berkumpul dengan seragam lengkap sekaligus dengan senjatanya.
Namun kehadiran para tentara ini bukan dalam kondisi perang. Mereka beradu gaya dan kemampuan dalam impresi seragam yang mereka gunakan, mulai dari seragam tentara era modern hingga era perang dunia kedua.
Salah satu panitia Yoda Viko Cheno mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan oleh salah satu pegiat komunitas militer Jakarta Reenactor dan M7.Tactical, yang diadakan di Mall Kuningan City, Jakarta Selatan.
Cheno menjelaskan, acara ini berlangsung selama dua hari pada tanggal 18 - 19 Juni. Acara berisi lomba menembak grup dan kontes pameran kostum militer. "Jadi kita adakan acara dua hari dari kemarin. Yang pertama Tactical challenge (lomba menembak), yang kedua gear Contest," kata Cheno.
Di hari kedua tak kalah seru, karena menampilkan kontes impresi seragam militer baik dari era militer perang dunia kedua hingga perang modern. "Di hari kedua ini kita adakan gear Contest dari yang modern sama dari reenactor, yaitu yang penyuka sejarah," ujar Cheno.
Cheno menambahkan, acara ini sekaligus bisa menjadikan ajang belajar tentang kemiliteran dunia, dan memberikan edukasi tentang militer era perang dunia kedua.
"Nah, kalau gear contest ini jadi sarana belajar sejarah juga bisa," imbuhnya.
Dalam kegiatan ini, impresi yang ditampilkan mulai dari seragam pasukan Jepang era kemerdekaan, seragam Heer Wehrmacht era Nazi Jerman, Airborne & 2nd Ranger pasukan Amerika era PD II, Polisi Istimewa Indonesia era kemerdekaan dan masih banyak lagi. Untuk tampilan seragam modern, ada impresi dari pasukan FBI Amerika, Detasemen Anti Teror Amerika, Bundeswehr Jerman hingga tentara Rusia modern.
Mereka berimpresi secara lengkap, mulai dari seragam, helm, hingga kelengkapan lainnya. Untuk senjata yang digunakan, mereka membawa airsoft dan replika mainan senjata yang mirip dengan aslinya.
Beberapa komunitas reka ulang sejarah (reenactor) mengaku, ajang ini menjadi salah satu kegiatan untuk mempelajari sejarah secara interaktif. Salah satunya dari pegiat reka ulang sejarah Jepang, Raihan Daniswara.
"Kami fokus pada sejarah tentara Jepang. Reenactor menjadi sarana belajar sejarah yang interaktif dan lebih mudah dipahami dan menyenangkan," ujar Raihan yang menggunakan seragam tentara Jepang era 1943-1945.
Tak tanggung-tanggung untuk mengoleksi seragam tempur yang mereka miliki, mereka harus merogoh uang yang tak sedikit. Karena koleksi yang mereka miliki, tidak sedikit yang didatangkan langsung dari negara asalnya.
Hal itu dibenarkan oleh Harry, Reenactor Jerman era perang dunia dunia yang mengimpresikan seragam Panzerlehr Jerman era Nazi. "Untuk impresi dasar seperti saya ini, ya kalau dihitung habis tiga sampai empat juta Rupiah," ujar Harry.
Senada dengan Harry, Fajar yang dalam kegiatan ini berdandan ala tentara Rusia yang sedang menginvasi Ukraina mengaku menghabiskan dana hingga belasan juta rupiah untuk impresinya.
"Saya datangkan semua langsung dari Rusia. Untuk mendapatkan kelengkapan seragam ini yang penting punya koneksi. Total untuk seragam yang saya miliki menghabiskan uang 15 juta Rupiah," kata Fajar.
Editor : M Mahfud