Dalam kegiatan ini, impresi yang ditampilkan mulai dari seragam pasukan Jepang era kemerdekaan, seragam Heer Wehrmacht era Nazi Jerman, Airborne & 2nd Ranger pasukan Amerika era PD II, Polisi Istimewa Indonesia era kemerdekaan dan masih banyak lagi. Untuk tampilan seragam modern, ada impresi dari pasukan FBI Amerika, Detasemen Anti Teror Amerika, Bundeswehr Jerman hingga tentara Rusia modern.
Mereka berimpresi secara lengkap, mulai dari seragam, helm, hingga kelengkapan lainnya. Untuk senjata yang digunakan, mereka membawa airsoft dan replika mainan senjata yang mirip dengan aslinya.
Beberapa komunitas reka ulang sejarah (reenactor) mengaku, ajang ini menjadi salah satu kegiatan untuk mempelajari sejarah secara interaktif. Salah satunya dari pegiat reka ulang sejarah Jepang, Raihan Daniswara.
"Kami fokus pada sejarah tentara Jepang. Reenactor menjadi sarana belajar sejarah yang interaktif dan lebih mudah dipahami dan menyenangkan," ujar Raihan yang menggunakan seragam tentara Jepang era 1943-1945.
Tak tanggung-tanggung untuk mengoleksi seragam tempur yang mereka miliki, mereka harus merogoh uang yang tak sedikit. Karena koleksi yang mereka miliki, tidak sedikit yang didatangkan langsung dari negara asalnya.
Hal itu dibenarkan oleh Harry, Reenactor Jerman era perang dunia dunia yang mengimpresikan seragam Panzerlehr Jerman era Nazi. "Untuk impresi dasar seperti saya ini, ya kalau dihitung habis tiga sampai empat juta Rupiah," ujar Harry.
Senada dengan Harry, Fajar yang dalam kegiatan ini berdandan ala tentara Rusia yang sedang menginvasi Ukraina mengaku menghabiskan dana hingga belasan juta rupiah untuk impresinya.
"Saya datangkan semua langsung dari Rusia. Untuk mendapatkan kelengkapan seragam ini yang penting punya koneksi. Total untuk seragam yang saya miliki menghabiskan uang 15 juta Rupiah," kata Fajar.
Editor : M Mahfud