Maka nikmat seperti itu bukanlah tanda kasih sayang atau keridaan Allah, melainkan ujian atau penundaan azab, yang bisa jadi merupakan bentuk "jebakan" agar orang tersebut semakin terjerumus dalam dosa dan kelalaian.
Istidraj sangat berbahaya karena memberikan ilusi keselamatan dan kebahagiaan palsu. Orang yang mengalaminya tidak menyadari bahwa kenikmatan yang ia dapatkan justru menjadi jalan menuju kehancuran yang lebih besar di akhirat.
Maka penting untuk selalu introspeksi diri dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, serta segera bertaubat jika terlanjur melakukan dosa, agar tidak terjebak dalam istidraj.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
