"Harusnya menambah lahan, bukan mengurangi agar petani gurem juga memiliki lahan lebih banyak yang artinya bisa mendukung program swasembada pangan. Kita ini sudah banyak impor beras, jangan lagi ditambah mundur dengan kebijakan yang tidak pro pada usaha pertanian,” ujarnya.
Data BPS juga menunjukkan produksi beras nasional turun dari 31,42 juta ton pada 2018 menjadi 31,31 juta ton pada 2019. Produksi beras pada 2020 yang mencapai 31,36 juta ton, turun lagi menjadi 31,33 juta ton pada 2021. Meski naik menjadi 31,54 juta ton pada 2022, produksi beras Indonesia pada 2023 kembali turun menjadi 31,10 juta ton.
Sedangkan merujuk data dari Kementerian Pertanian pada 2020, selama kurun waktu lima tahun (2015-2019), terdapat pengurangan luas lahan sawah pertanian dari 8,09 juta hektare pada 2015, menjadi 7,46 hektare pada 2019.
"Kami meminta Pemerintah untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil sejalan dengan program swasembada pangan dan tidak mengorbankan sektor pertanian,” urai Daniel.
Daniel pun mengingatkan pengalihan lahan juga akan berdampak buruk pada lingkungan. Hal ini sudah banyak terbukti di mana pengalihan lahan menyebabkan berbagai bencana terjadi.
Sepeti di Jawa Barat di mana kebijakan alih fungsi lahan di dua kawasan hutan, yaitu Pegunungan Guha dan Dano, telah mengalami kehancuran tutupan hutannya.
Editor : Mahfud
Artikel Terkait