Catatan Harian Menantu Sinting: Komedi Segar Keluarga Batak yang Menyentuh Hati

Novi
Peluncuran official trailer film Catatan Harian Menantu Sinting di Soraya Intercine Films Jl. K.H. Wahid Hasyim No.3, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 13 Juni 2024. Foto: Novi

JAKARTA, iNewsDepok.id - Butuh waktu lima tahun bagi Sunil Soraya, produser sekaligus sutradara film Catatan Harian Menantu Sinting (CHMS) untuk bisa menghadirkan film ini kepada para penonton.

“Saya akui persiapannya memang lama sekali. Saya ini kan jarang bikin film. Ini lima tahun saya pikirin karena saya nggak bisa bikin film kalau nggak bisa kasih sesuatu yang baru. Baik itu cara pembuatannya yang baru, teknologi baru, atau yang baru lainnya. Karena ini total dari ide saya. Saya tidak mau bikin film yang tidak ada value-nya, itu yang penting. Dan film ini pesannya bagus sekali. Tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan refleksi tentang kehidupan keluarga dan nilai-nilai budaya di Indonesia,” ungkap Sunil Soraya saat peluncuran official trailer film Catatan Harian Menantu Sinting di Soraya Intercine Films Jl. K.H. Wahid Hasyim No.3, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 13 Juni 2024.

“Saat baca novelnya, saya tertawa. Saya merasa film ini bisa saya kuasai. Saat itu saya biasanya hanya produser saja, tidak punya waktu untuk menyutradarai. Pelan-pelan lima tahun saya mulai eksplorasi. Saya utamakan bagaimana bisa menemukan karakter yang menarik di setiap scene-nya,” kata Sunil.

Sunil pun menuangkan dedikasi penuh selama lebih dari 5 tahun untuk menerjemahkan kisah novel ke dalam visual yang memukau. Setiap detail adegan diperhitungkan dengan cermat, demi menghadirkan pengalaman menonton yang tak terlupakan.


Sunil Soraya, produser sekaligus sutradara film Catatan Harian Menantu Sinting (CHMS). Foto: Novi

 

Bagi Sunil, film bukan sekadar hiburan, melainkan karya seni yang lahir dari hati. Hal ini terbukti dalam filmnya sebelumnya, 5 cm, yang meraih sukses luar biasa dengan jutaan penonton.

Catatan Harian Menantu Sinting mengangkat cerita yang dekat dengan kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Batak. Sunil Soraya melihat potensi besar dalam cerita ini dan bertekad untuk membawanya ke layar lebar.

Proses pembuatan film ini terbilang rumit, mulai dari pembedahan skenario, pemilihan pemain, hingga penyutradaraan. Sunil Soraya tak ingin melewatkan satu pun detail, demi menghasilkan film yang sempurna.

“Sulit untuk bisa mendapatkan dua karakter yang bisa saling ngobrol dan berargumen. Ariel Tatum orangnya ekstrovert sementara Raditya Dika orangnya introvert tapi kalau sudah percaya sama orang, dia akan terbuka. Saya sebenarnya sudah ngobrol sama Radit tentang film ini 4 tahun lalu. Saat itu kita lagi hunting lokasi di Bali, berhenti dulu di suatu tempat untuk makan siang dulu bersama tim dan kru. Awalnya dari situ, terlupakan, dan setelah dari situ, lama baru kita ngobrol lagi,” cerita Sunil.

Begitupun dengan pemeran Minar. Diakui Sunil agak sulit mencarinya. “Ketemulah Ariel yang apa pun dialog yang dia sebutkan terasa lucu, padahal dia nggak lagi ngelucu. Ariel bisa menguasai itu. Tanpa latihan di awal, saya sudah bisa lihat kalau Ariel tepat untuk memerankan Minar,” ucap Sunil.

Editor : M Mahfud

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network