DEPOK, iNewsDepok.id - Video seorang pria yang mengaku sebagai ketua NII (Negara Islam Indonesia) Kecamatan Padang, Sumatera Barat, jadi bahan olok-olok netizen.
Pasalnya, politisi Partai Demokrat Cipta Panca Laksana menemukan adanya kebohongan dalam video yang beredar di media sosial karena di-posting pemilik akun @agekurniawan9 itu.
Pada awal video muncul logo berbentuk bulat yang di dalamnya terdapat tulisan "Crisis Centre Negara Islam Indonesia" yang akronimkan dengan NCC dan terdapat gambar bulan dan bintang.
Di bawah logo itu terdapat teks berbunyi: menjadi bahan tertawan netizen. "Waspada Makar Berkedok Agama".
Foto: tangkapan layar
Setelah itu muncul poster pria berkaos biru dan berompi hijau terang dengan teks berbunyi begini:
"FAKTA mengejutkan, 1200 ORANG NII DI SUMBAR" oleh: Zefrizal, ketua NII Kecamatan Padang.
Foto: tangkapan layar
Setelah itu pria dalam poster muncul, dan membuat testimoni sebagai berikut:
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh ... Perkenalkan nama saya Zefrizal, ketua NII CP Kecamatan Padang yang saat ini membawahi warga yang ada di lima ranting, yang pertama Ranting Pulau Punjung, yang kedua Ranting Sungai Kambut, yang ketiga Ranting Babulak, yang keempat Ranting Sungai Dareh dan yang kelima Ranting Koto Tangan di mana kelima ranting ini membawahi warga kurang lebih sekitar 1.200 orang, baik yang aktif maupun yang tidak aktif yang berada di wilayah Damasraya dan Padang pada umumnya.
Dengan ini saya memberitahukan penyesalan saya mengikuti jamaah NII ini karena telah banyak melakukan kesalahan, salah satunya suka mengkafirkan orang-orang yang tidak sepemahaman dengan mereka dan memaksakan untuk berdirinya Syariat Islam, padahal di Indonesia selama ini telah menjamin untuk berlakunya semua syariat sesuai dengan Al Qur'an dan hadist, dan bahkan untuk hal yang kecil saja seperti beredarnya sebuah makanan, itu telah dijamin kehalalannya.
Maka, dari hal ini, pemahaman yang kita pahami telah jauh menyimpang dari apa yang seharusnya dipahami. Dengan ini saya mengimbau kepada saudara-saudara semua untuk kembali meluruskan pemahaman, untuk meninggalkan pemahaman NII dan kembali untuk menjadi warga Indonesia yang taat pada undang-undang dan Pancasila dalam menjaga keutuhan NKRI diharapkan kepada kita semua untuk lebih selektif dalam memilih pemahaman dalam beragama agar kita tidak salah jalan, agar kita bisa menjadi warga Indonesia yang baik".
"Fakta NII Sumbar," kata @agekurniawan9 untuk menarasikan video yang di-postingnya itu.
Tidak dijelaskan dari mana @agekurniawan9 mendapatkan video itu, dan mengapa orang bernama Zefrizal tersebut membuat pengakuan.
Jika Zefrizal merupakan salah satu dari 16 anggota NII yang ditangkap Densus 88 di Sumbar pada 18 April 2022, mengapa rompi yang dikenakan berwarna hijau terang, bukan oranye sebagaimana yang umumnya dikenakan tahanan Densus 88.
Politisi Partai Demokrat Cipta Panca Laksana menemukan adanya kebohongan pada video itu, karena menurutnya, di Sumbar tidak ada Kecamatan Padang.
"Hahaha, goblok bohongnya ketahuan. Mana ada Kecamatan Padang di Sumbar.," katanya melalui @panca66 seperti dikutip Jumat (29/4/2022).
Foto: tangkapan layar
Netizen yang membaca respon Panca ternyata ada yang langsung melakukan Googling, dan membenarkan pernyataan Panca.
"Ane googling adanya Kecamatan Padang Laweh, Kab. Dharmasraya ... Kalo kelurahan/desa: Pulo Punjung, S Kambut, S Dareh itu berada di Kecamagan Pulo Punjung ... Nach lo, nama-nama daerah yang disebutkan berbeda semua ... Mungkin Mbah Google lagi eror ...Kurang canggih sinetronnya. Malu-maluin aja ...," kata @Ch43_12udine.
"Hahaha ... Seharusnya sebelum melakukan propaganda, turunkan dulu tim survey seperti Qudari, Yunarto dkk. Begini jadi kalau propaganda mau ngirit ... Hasilnya cuma jadi bahan tertawaan. Kelihatan gobloknya, nggak pernah belajar geografi waktu di sekolah dulu.," olok @BatikLorod.
"Baru tau Damasraya di Kecamatan Padang??? Kecamatan Padang ajha udah salah, damasraya - Padang juga jauh .... Ini mah bukan orang Sumatera Barat," kata @Just_KIZ.
Selama memberikan testimoni, aksen Padang Zefrizal memang sama sekali tidak terdengar. Dia bahkan berkata-kata seperti orang yang sedang menghapal atau membaca.
Editor : Rohman