get app
inews
Aa Text
Read Next : Tantangan dan Peluang Ekonomi Indonesia 2025: Analisis dari Permata Institute

PIER Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2025 Bergerak di Kisaran 4,5 - 5,0% di Tengah Dinamika Global

Kamis, 15 Mei 2025 | 23:16 WIB
header img
Ki-ka: Adjie Harisandi-Head of Industry & Regional Research Permata Bank; Josua Pardede-Chief Economist Permata Bank; dan Faisal Rachman-Head of Macroeconomics & Market Research Permata Bank dalam acara PIER Economic Review Q1 2025. Foto: Ist

Prospek Kuartal Kedua: Melambatnya Sektor Non-Manufaktur

Indikator awal untuk kuartal kedua memberikan sinyal perlambatan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) dari S&P Global mencatatkan angka di bawah 50, menunjukkan adanya kontraksi di sektor non-manufaktur.

Penjualan mobil dan motor juga menunjukkan tren yang beragam pasca Lebaran. Penjualan motor tercatat negatif dibandingkan tahun lalu, sementara penjualan mobil masih tumbuh 5%.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga terus menurun, mengindikasikan kekhawatiran masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan prospek ekonomi ke depan.

Dampak Langsung dan Tidak Langsung Trade War

Dampak langsung kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap sektor manufaktur Indonesia secara keseluruhan diperkirakan tidak terlalu besar, mengingat ekspor manufaktur ke AS hanya menyumbang sekitar 12,9% dari total ekspor manufaktur.

Namun, tingkat dampak akan bervariasi antar sub-sektor. Beberapa industri seperti alas kaki, garmen, tekstil, elektrikal, permesinan, elektronik, kulit, dan peralatan rumah tangga memiliki ketergantungan yang lebih tinggi pada pasar AS.

Lebih lanjut, terdapat tujuh industri yang tidak hanya memiliki eksposur besar ke pasar AS tetapi juga tidak memiliki alternatif pasar domestik yang signifikan.

Industri-industri ini meliputi tekstil dan pakaian jadi, kulit dan alas kaki, furnitur, permesinan, produk logam dan elektronik, kayu dan produk kayu, serta karet dan produk karet. Industri-industri inilah yang berpotensi paling terdampak jika negosiasi trade war dengan Amerika Serikat tidak berhasil.

Dalam kesempatan ini, Adjie Harisandi-Head of Industry & Regional Research Permata Bank mengatakan, tahun ini menghadirkan tantangan yang cukup berat bagi perekonomian Indonesia, baik dari sisi eksternal maupun domestik. 

"Daya beli kelas menengah yang tertekan menjadi perhatian tersendiri. Oleh karena itu, kebijakan fiskal perlu dirancang dengan hati-hati dan terukur (manageable) agar dapat secara efektif menggerakkan ekonomi ke depan. Harapannya, kebijakan makan bergizi gratis dan inisiatif investasi lainnya dapat menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global," ujar Adjie.

Melihat tren ini, PIER merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi di bawah 5%, lebih rendah dari perkiraan awal sebesar 5,11%.

Ketidakpastian global akibat perang dagang yang sedang berlangsung diperkirakan akan menekan laju investasi dan konsumsi domestik. Lebih lanjut, adanya perang dagang tersebut juga akan memengaruhi pertumbuhan sektoral, meskipun dampaknya akan bervariasi. 

Sektor dengan orientasi ekspor dan memiliki ketergantungan terhadap pasar AS yang relatif tinggi, seperti tekstil dan garmen, kulit dan alas kaki, elektronik, furniture, dan produk karet, akan terkena dampak yang cukup signifikan dan dapat menurunkan pertumbuhan sektor tersebut di tahun 2025 ini.

Namun demikian, sektor-sektor yang berorientasi pada pasar domestik, seperti jasa dan perdagangan diyakini masih akan menjadi motor utama pertumbuhan tahun ini.

"Meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan yang tampak lesu dapat membuka ruang bagi pelonggaran moneter. Jika ketidakpastian global mereda dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menguat, maka Bank Indonesia dapat memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) hingga 50 basis poin sepanjang sisa tahun ini," pungkas Josua Pardede.

Editor : M Mahfud

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut